Atasi Penurunan RTP-RTN, Bupati Dorong Pemuda Terjun Geluti Pertanian Yang Menjanjikan
TENGGARONG – Salah salah satu masalah besar yang dihadapi saat ini adalah terkait berkurangnya Rumah Tangga Petani dan Nelayan (RTP/RTN). Hal tersebut dikatakan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah saat kunjungan lapangan di kawasan pertanian Bukit Pariaman dan Mulawarman Kecamatan Tenggarong Seberang, Minggu (23/10/2022).

Penaburan kapur dolomit sebagai upaya menaikkan pH tanah di kawasan pertanian Bukit Pariaman. Credit Foto: Irwan Wadi
“Berdasarkan data yang ada bahwa secara nasional kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi penurunan rumah tangga petani (RTP) termasuk di wilayah Provinsi Kalimantan Timur khususnya Kabupaten Kutai Kartanegara,” katanya.
Pada tingkat nasional lanjut Edi, kurun waktu tersebut rumah tangga petani berkurang lebih dari 5 juta rumah tangga petani dan usia petani rata-rata di atas 45 tahun. Untuk wilayah Provinsi Kaltim terjadi penurunan rumah tangga petani sebesar 22.328 (11,01%).
“Untuk wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara terjadi penurunan sebesar 4.165 rumah tangga petani/RTP (penurunan RTP 13,63% untuk sub sektor pangan dan 33,34% untuk hortikultura),” ujarnya.
Mengatasi penurunan RTP tersebut kata Edi Damansyah diperlukan kolaborasi bersama termasuk Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kukar pada tingkatan kecamatan, desa/kelurahan dapat mendorong dan memotivasi para pemuda untuk terjun dalam dunia pertanian.
“Saya berharap KTNA Kukar termasuk pada tingkat Desa/Kelurahan dapat mendorong dan memotivasi para pemuda untuk mau terjun langsung dalam dunia pertanian menjadi pemuda tani yang handal, kreatif, mandiri dan sejahtera,” katanya.
Diyakini, Peranan Kelompok Tani, Gapoktan, KWT dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) mampu memberikan motivasi semangat dalam pengembangan pertanian di daerah.
“Inilah yang harus lebih dioptimalkan sebagai tempat/wahana para pemuda tani untuk belajar/magang. Harapannya pada setiap kecamatan sekurang-kurangnya ada 1 (satu) P4S yang dapat menjadi pusat pelatihan dan keterampilan pada berbagai bidang pertanian dalam arti luas (mulai dari sistem budidaya sampai dengan pengolahan hasil/pasca panen),” harapnya.
Selain itu, tambah bupati Edi Damansyah KTNA dapat menjadi mitra pemerintah daerah dalam memberikan solusi yang cerdas dan meningkatkan peranannya saat ini dan dimasa mendatang (Revitalisasi Fungsi dan Peran KTNA).
Sebagaiman kita ketahui bahwa KTNA sebagai mitra pemerintah/pemerintah daerah, menjalan fungsinya yakni Menjalin komunikasi aktif dengan pihak pemerintah/pemerintah, khususnya lingkup pertanian, baik untuk mendapatkan informasi tentang program pembangunan pertanian yang perlu dibantu oleh petani-nelayan, ataupun menyampaikan aspirasi petani- nelayan yang perlu dibantu pemerintah. Mendukung untuk mensukseskan program pembangunan pertanian pemerintah/pemerintah daerah baik sebagai pelaku usaha, penyuluhan ataupun memotivasi anggota kelompok tani pelaksana.
Terkait dengan kebutuhan penyuluh, diharapkan KTNA mendukung melalui penyuluh swadaya/swakarsa.
“KTNA sebagai Penyuluh Swakarsa juga memiliki peran Menguasai ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pertanian, (tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perkebunan, perikanan-kelautan dan bahkan kehutanan). Membagi ilmu dan memberikan penjelasan hal- hal yang baru kepada petani nelayan dan masyarakat yang sekitarnya. Membimbing petani-nelayan untuk melaksanakan teknologi yang efisien tetapi menghasilkan kuantitas dan kualitas produksi yang mampu bersaing di pasar,” ujarnya.
“Berdasarkan data yang ada bahwa saat ini tercatat kelompok tani yang terdaftar sebanyak 2.062 kelompok dengan jumlah anggota 46.581 orang. Sedangkan status kelembagaanya saat ini sebagian besar (lebih dari 90%) masih pemula,” demikian jelasnya. (Prokom10)




