Hadiri Bepelas, Wiyono Didaulat Menari Kanjar Ganjur
Tenggarong – Asissten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Setkab Kukar Wiyono menghadiri acara Bepelas malam ke III di Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ( Museum Mulawarman), Selasa (27/9) malam.
Bepelas merupakan salah satu rangkaian ritual sakral di Erau. Dalam ritual ini, Sultan melakukan ritual berjalan menuju Tiang Ayu dengan tangan kiri berpegangan pada kain cinde dan tangan kanan memegang tali juwita.
Setiap malam selama 7 (tujuh) hari penyelenggaraan Erau akan terdengar suara menggelegar dari depan Museum Mulawarman, suara tersebut adalah suara dentuman dari meriam yang terdapat di pelataran depan museum. Dentuman meriam menjadi pertanda bahwa ritual bepelas tengah dilakukan. Ruang Stinggil dipenuhi kerabat Kesultanan dan tamu undangan yang mengelilingi Tiang Ayu. Dewa (wanita pengabdi ritual) dan belian (pria pengabdi ritual) melakukan tari-tarian sakral.
Pada malam ke III yang juga dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Arianto, dan Kabag Ortal M Taufik, didentumkan meriam sebanyak 3 kali, dimana dentuman meriam tersebut mengiringi ritual Sultan menginjak pusaka Gong Raden Galuh.
Ritual bepelas berlangsung setelah prosesi merangin selesai dilaksanakan, kecuali ketika jatuh pada malam Jumat. Sebelum Sultan melakukan bepelas, dewa dan belian terlebih dahulu menjalankan sejumlah ritual. Ritual yang dilakukan dimulai dengan berputar mengelilingi Tiang Ayu sebanyak tujuh putaran. Setelah tujuh putaran, para belian duduk berjajar di sisi kiri Tiang Ayu sedangkan para dewa duduk di sisi kanan dari Tiang Ayu.
Sebagaimana bepelas pada malam – malam sebelumnya tamu kehormatan didaulat untuk menari bersama para penari dari Kesultanan, termasuk Asissten II Wiyono, Kepala Dinas PMD Arianto dan Kabag Ortal M. Taufik juga ikut menari bersama.
Tarian yang mereka bawakan yakni tari Kanjar Ganjur yang merupakan salah satu tari penting dalam rangkaian Festival Erau karena dibawakan setiap malam sebagai bagian dari rangkaian ritual bepelas. (Prokom01)