Tangkap Peluang IKN, Tenggarong Didorong Sebagai Tujuan Wisata
TENGGARONG – Peringatan hari jadi Kota Tenggarong ke-239 juga diisi dengan sidang paripurna istimewa DPRD Kutai Kartanegara, dalam rangka mendengarkan pidato Bupati Kukar Edi Damansyah, Selasa (28/9) di ruang sidang utama DPRD Kukar.
Sidang Paripurna Istimewa itu juga dihadiri Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Sultan Aji Muhammad Arifin, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kaltim dan Kukar, Kepala Perangkat Daerah, Tokoh agama, masyarakat dan sejumlah undangan lainnya.
Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin saat membacakan pidato tertulis Bupati Edi Damansyah, mengatakan Tenggarong merupakan ibu kota Kabupaten Kukar, yang memiliki catatan peninggalan sejarah dan budaya, yang harus dipahami dan lestarikan bersama. Dalam catatan sejarah pada tahun 371 Masehi telah berdiri Kerajaan Kutai Martadipura dengan pusat Pemerintahan di Bukit Brubus, Muara Kaman Hulu, kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan Hindu tertua di Nusantara, selanjutnya pada abad ke-14 berdiri pula Kerajaan Kutai Kartanegara di Jahitan Layar atau dikenal Kutai Lama, dengan Raja yang pertama, yakni Aji Batara Agung Dewa Sakti, selanjutnya pada abad ke-17 masa pemerintahan Raja Kutai Kartanegara yang ke-8, yakni Aji Pangeran Sinom Panji Mendapa mengambil alih dinasti Kutai Martadipura, sehingga Kerajaan Kutai Kartanegara menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Adapun wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura meliputi hampir seluruh wilayah KalimantanTimur.
Selama kurang lebih 7 abad kejayaan Kerajaan Kutai Kartanegara, pusat pemerintahan telah mengalami dua kali perpindahan, pertama pada tahun 1734 pada masa Pemerintahan Aji Sultan Muhammad Idris, perpindahan pusat pemerintahan dari Kutai Lama ke Pemarangan, atau di wilayah dalam Sungai Jembayan. Selanjutnya pada tanggal 28 September 1782 atau 239 tahun yang lalu oleh Raja Kutai Kartanegara ke-15, yakni Aji Muhammad Muslihuddin atau dikenal dengan nama Aji Imbut, memindahkan pusat pemerintahan ke Tepian Pandan, yang selanjutnya pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Parikesit di ubah nama menjadi Tangga Arung dan hingga saat ini lebih populer dengan sebutan Tenggarong.
Dilanjutkannya, pada 2020 hingga saat ini, Kukar dihadapkan pada satu kondisi yang tidak siprediksi sebelumnya, yakni pandemi Covid-19 telah memaksa untuk melakukan penyesuaian terhadap tatanan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah dalam ruang gerak yang terbatas, sehingga kondis ini memberikan pengaruh dalam kebijakan pembangunan daerah yang lebih mengutamakan pada penanganan pandemi, diikuti dengan upaya pemulihan kondisi ekonomi dan antisipasi masalah sosial.
Selain dari pada itu sebagai daerah bertopang pada sektor primer, khususnya pertambangan dan penggalian yang sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, serta ditambah dengan pengaruh kebijakan pembatasan kegiatan-kegiatan masyarakat sebagai upaya menekan penyebaran Covid-19 yang lebih luas, maka pada tahun 2020 perekonomian Kukar mengalami “goncangan” yang kuat, diindikasikan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar minus 4%, dan penurunan paritas daya beli masyarakat sebesar minus 3,87%.
Kondisi itu merambat kepada permasalahan sosial, seperti tingkat kemiskinan, menurunnya penyediaan lapangan kerja dan keterbatasan kesempatan berusaha.
“Dengan segenap pengorbanan, perjuangan seluruh lapisan masyarakat dan dedikasi para tenaga kesehatan, saat ini penanganan Covid -19 mengalami kemajuan yang sangat baik, hal ini tentunya memberikan sinyal positif, bagi seluruh masyarakat dan pelaku ekonomi untuk dapat kembali bangkit dalam pemulihan ekonomi dan penyelesaian masalah sosial secara bertahap, ” ujarnya.
Dalam perspektif pembangunan kewilayahan, Kukar, memiliki 18 kecamatan dengan karakteristik potensi ekonomi yang beragam, Tenggarong saat ini memerankan fungsi sebagai pusat pemerintahan dan juga pusat perdagangan dan jasa yang sangat didukung dengan jarak yang dekat dengan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur, sehingga perekonomian Tenggarong cenderung mengarah pada sektor perdagangan dan jasa.
“Hal ini menjadi indikasi bahwa Tenggarong akan tumbuh dan berkembang menuju daerah maju yang mengarah pada karakteristik perkotaan yang harus kita imbangi dengan fasilitas infratstruktur yang memadai, ” ujarnya.
Atas dasar tersebut, Pemkab Kukar telah menyusun serangkaian strategy pengembangan Kota Tenggarong dalam menangkap peluang pemindahan Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur, dengan mendorong Tenggarong sebagai daerah tujuan wisata dengan arah pengembangan sebagai pusat kebudayaan daerah dalam konteks pelestarian Warisan Budaya Kukar. Diantaranya dengan mengoptimalkan dan menyediakanruang-ruang ekspresi seni dan budaya dalam mendukung penyelenggaraan event-event seni dan budaya tingkat regional dan nasional, pembangunan ruang kreatif dengan membangun Gedung Ekonomi Kreatif Daerah, Revitalisasi dan Pembangunan Pasar Modern eks Pasar Tangga Arung yang bernuansa kearifan lokal. Membangun icon-icon unik perkotaan salah satunya membangun Landmark Tenggarong di lokasi eks patung naga yang menggambarkan bahwa Tenggarong adalah kota berbudaya, serta menyediakan fasilitas-fasilitas dalam mendukung geliat perekonomian, seperti ruang publik dengan mengangkat sungai Mahakam sebagai keindahan alam eksotis yang dahulu dijadikan urat nadi penghidupan masyarakat Tenggarong yang dikombinasikan pusat kuliner yang bercirikan cita rasa Kutai Kartanegara.
Rencana besar ini tentunya telah tertuang di dalam Visi dan Misi Kutai Kartanegara IDAMAN yang telah disahkan dalam Peraturan Daerah nomor 6 tahun 2021 tentang RPJMD Kutai Kartanegara 2021-2026. Rencana pengembangan Tenggarong ini, tentunya bukan sekedar kerja pemerintah semata, namun harus didukung oleh seluruh stakeholders, mengingat dalam era saat ini tak ada pekerjaan yang dapat kita kerjakan dengan berhasil tanpa sinergitas dan kolaborasi yang baik.
Diakhir sambutan, Bupati mengajak bersama-sama, saling bahu-membahu, memperkuat sinergisitas dan kolaborasi dalam mewujudkan masyarakat Kutai Kartanegara yang Sejahtera dan Berbahagia.
“Selamat Hari Jadi Kota Tenggarong yang ke-239, Jayalah selalu Kota Tenggarong yang kita cintai, Semoga Tenggarong tetap menjadi daerah yang nyaman, ramah dan menyenangkan bagi para tamu dan wisatawan, dengan masyarakatnya yang harmoni, berakhlak mulia, unggul, dan berbudaya,” demikain disampaikan Rendi. ( Prokom 03 ).