Tenggarong – Kemitraan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan masyarakat Desa Sungai Payang Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), yang melahirkan Inovasi “Mabuk Kepayang”, berhasil masuk nominasi finalis Top Inovasi Pelayanan Publik Kompetesi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2022, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB) RI.

Untuk memenuhi penilaian, Bupati Kukar Edi Damansyah didampingi Kepala Desa Sungai Payang Rusdin dan Direktur BUMDes Payang Sejahtera Supiani, mempresentasikan dan wawancara secara virtual di hadapan Tim Panel Independen (TPI) KIPP, di Ruang Esekutif Kantor Bupati Kukar, Senin (11/7).

Panelis terdiri dari, Prof dr JB Kristiadi, Prof Dr R Siti Zuhro, Prof Dr Eko Prasojo, Neneng Goenadi, Nurjaman Moctar, Sri Haruti Indah Suksmaningsih, Dadan S Suharmawijaya, Erry R Hardjapamekas, Tulus Abadi, Dr Harris Turino dan Dr Rudiarto Sumarwono.
Bupati Edi Damansyah menjelaskan “Mabuk Kepayang”salah satu inovasi yang dilakukan Kades Sungai Payang seiring dengan kebijakan nasional yang sudah ditetapkan melalui perundang – undangan baik perundang – undangan desa, peraturan menteri yang mengatur ruang lingkup desa dan BUMdes.
“Dari inovasi ini, komitmen kami sebagai Pemkab agar bagaimana para stakeholder itu peduli terhadap kondisi sekitarnya termasuk menggandeng dunia usaha, guna mewujudkan pemerintahan yang baik yaitu pemerintah bersama masyarakat dan dunia usaha terintegrasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kukar bersama RPJMD Desa, khususnya di Sungai Payang salah satunya bagaimana mendorong BUMDes ini bisa melakukan kegiatan usaha sesuai dengan potensi sekitar,” kata Edi.
Lebih lanjut katanya, pemerintah mendorong peran serta para perusahaan yang ada sekitar, contohnya perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit agar berkomitmen tinggi memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi di sekitar Desa Sungai Payang dan terhubung dengan komitmen Kades dan BUMDes-nya.
“Capaian yang didapat adanya kerjasama antara pemerintah, dunia usaha dan para akademisi di Kukar, karena kolaborasi itu sangat penting,” kata Edi.
Dengan luas 44.736,17 hektar dan sebagian wilayahnya menjadi lokasi Ibu Kota Negara (IKN), warga Desa Sungai Payang yang menjadi pekerja di perusahaan hanya 324 orang atau 25% dari jumlah kepala keluarga. Keberadaan perusahaan tidak signifikan merubah wajah desa seperti menurunkan kemiskinan yang pada 2016 mencapai 22%, menurun menjadi 13% per Juni 2022 dan menyerap tenaga kerja 244 KK atau mencapai 26%.
Dengan demikian, kata Edi para pelaku usaha kemudian mengajukan kredit ke lembaga keuangan bermodal SPK, sehingga sebelumnya BUMDes Payang Sejahtera hanya memiliki 3 unit truk pada tahun 2016, lalu menjadi 30 unit truk yang bergabung di BUMDes pada tahun 2022.
Hal ini menurutnya meningkatkan status Desa Sungai Payang, dari Sangat Tertinggal pada tahun 2017 menjadi Mandiri di tahun-tahun berikutnya.
Adapun omzet keuangan yang dikelola BUMDes Payang Sejahtera pada tahun 2021 mencapai Rp 14,3 Milyar dan bulan Juni tahun 2022 Rp 12,8 M, dengan kontribusi pajak Rp 973 juta.
“Hasil yang dicapai oleh BUMDes ini tidak terlepas dari peran dunia usaha yang berkomitmen memberikan dorongan kemitraan, komitmen Kades dan BUMDes ini juga salah satu faktor yang menentukan, intinya keberhasilan ini hasil dari kerja bersama yang menjadi kebijakan kolaborasi itu menunjukan beberapa hasil yang telah dibuktikan,” ujarnya.
Pemkab Kukar juga terus mendorong Desa lainnya untuk melakukan hal yang sama dengan Desa Sungai Payang sudah menjadi lokus studi dari beberapa kabupaten/kota baik lokal maupun nasional, yakni bagaimana kerjanya BUMDes, peran dunia usaha dan peran masyarakat yang bersinergi termasuk para akademisi.
”Perusahaan yang berada di sekitar Desa wajib melakukan kerjasama dengan BUMDes setempat, ini sudah kami tetapkan,” tegas Edi.
Turut hadir dalam acara Asisten I Akhmad Taufik Hidayat, Kepala OPD terkait, Camat Loa Kulu Adriansyah, Camat Muara Wis Fadliannur, Kades Muara Enggelam H Juhar, Wakil Direktur BUMdes Bersinar Desaku Ramsyah dan para akademisi Kabupaten Kukar. (Prokom06)