Anggota DWP Kukar Diberi Pengetahuan Tentang Kanker Serviks
GERAKAN Masyarakat Hidup Sehat (Germas) adalah suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama – sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kematian dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Tujuannya agar masyarakat berperilaku sehat sehingga berdampak pada kesehatan terjaga, produktif, lingkungan bersih dan biaya untuk berobat berkurang.
Hal itu dikatakan Winda Soba Diatur Ula, dari Dinas Kesehatan Kukar saat menyampaikan sosialisasi deteksi dini kanker serviks dengan inspeksi visual asam asetat (Iva Tes), di hadapan ibu – ibu Dharma Wanita Persatuan Se-Kutai Kartanegara yang berlangsung di Kantor Dinas pemuda dan Olahraga Tenggarong Seberang dalam rangka peringatan Hari Dharma Wanita Persatuan Kukar ke 23 Tahun 2022, Sabtu (10/12).
Winda mengatakan setiap dua menit didunia 1 wanita meninggal karena kanker serviks, setiap 1 jam di Indonesia wanita meninggal karena kanker servik. Kanker leher rahim merupakan tumbuhnya sel sel abnormal pada jaringan serviks atau leher mulut rahim. Serviks merupakan bagian ujung depan rahim yang menuju ke vagina. Kanker leher rahim merupakan penyebab kematian kedua di dunia ( WHO 2008 ) dan kelima di Indonesia ( SKRT 2001 ), hingga saat ni kanker serviks merupakan jenis kanker yang terbanyak Indonesia setelah kanker payudara.
Apakah kanker leher rahim adalah kanker leher rahim atau kanker serviks adalah tumbuhnya sel – sel ganas pada leher rahim atau serviks yang tidak terkendali. Kanker leher rahim 99 % disebabkan oleh HPV ( Human Popilomo Virus ) onkogenik yang persistem. Sayangnya di Indonesia penderita kanker serviks masih tinggi angkanya yang berobat setelah dalam stadium lanjut kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker serviks memang masih rendah, keganasan kanker leher rahim sebetulnya dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan metode Iva tes atau pap smear.
Adapun faktor resiko kanker leher rahim yaitu : melakukan hubungan seksual diusia muda (< 18 ) tahun, berganti ganti pasangan seksual, melakukan hubungan seksual dengan pria yang sering bergonta ganti pasangan, merokok ataupun sebagai perokok pasif ( terpapar asap rokok ), infeksi berulang pada alat kelamin, salah satunya karena kurang menjaga kebersihan alat kelamin, tegasnya.
Ditambahkannya juga bahwa gejala kanker leher rahim yaitu seringkali tidak menunjukan tanda yang khas, namun dapat disertai gejala yang harus diperiksa lebih lanjut untuk memastikannya yaitu nyeri panggul, nyeri saat berhubungan seks, keputihan atau keluar cairan putih, kekuningan bercampur darah-nanah, pendarahan spontan pada waktu tidak menstruasi, serta pendarahan pada masa manepose. Setiap dua menit didunia 1 wanita meninggal karena kanker serviks, setiap 1 jam di Indonesia wanita meninggal karena kanker servik. Kanker leher rahim merupakan tumbuhnya sel sel abnormal pada jaringan serviks atau leher mulut rahim.
Serviks merupakan bagian ujung depan rahim yang menuju ke vagina. Kanker leher rahim merupakan penyebab kematian kedua di dunia ( WHO 2008 ) dan kelima di Indonesia ( SKRT 2001 ), hingga saat ni kanker serviks merupakan jenis kanker yang terbanyak Indonesia setelah kanker payudara.
Untuk itu, lakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan keuntungan melakukan Iva test. Jika dilakukan dengan kunjungan tunggal Iva dan krioterapi akan meminimalisasi ktein yang hilang sehingga menjadi lebih efektif. Merupakan pemeriksaan yang sederhana mudah, cepat dan hasil dapat diketahui langsung, tidak memerlukan sarana laboratorium dan hasilnya dapat segera diketahui, dapat dilaksanakan di Puskesmas bahkan mobil keliling yang dilakukan oleh dokter umum atau bidan. Cakupan deteksi dini dengan Iva minimal 80% selama lima tahun akan menurunkan insedensi kanker leher rahim secara signifikan ( WHO 2006 ).
Pencegahan kanker leher rahim yaitu pencegahan utama adalah menghindari faktor resiko kanker leher rahim terutama dengan menghindari perilaku seksual beresiko untuk terinfeksi HPV seperti tidak bergonta ganti pasangan seksual, tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini ( kurang dari 20 tahun ), hindari terpapar asap rokok ( aktif dan pasif ), menindak lanjuti hasil pemeriksaan IVA test / pap smear yang hasilnya positif, serta lakukan vaksinasi. ( Prokom 03 ).