Asisten I Buka Kegiatan Penguatan Peran Da’i dan Da’iyah
TENGGARONG – Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Akhmad Taufik Hidayat membuka Kegiatan Penguatan Peran Da’i dan Da’iyah Dalam Layanan Keagamaan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang berlangsung di Gedung Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Kukar di Jalan Awang Sabran BCHK Tenggarong, Selasa ( 25/11).
Tampak hadir dalam acara tersebut Sekretaris MUI DR Iskandar, Kepala Bagian Kesra Setkab Kukar Dendy Irwan Fahriza dan sejumlah undangan lainnya.
Bupati Kukar dalam pesan tertulisnya dibacakan Akhmad Taufik Hidayat mengatakan, peran Da’i dan Da’iyah di tengah masyarakat sangatlah vital. Da’i dan Da’iyah bukanlah profesi melainkan status mulia sebagai penyampai pesan agama, obor penerang yang membimbing moral dan akhlak masyarakat. Di era modern yang penuh tantangan ini, metode dakwah tidak bisa lagi berjalan statis. Dakwah harus hadir lebih efektif, responsif, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Tujuan utama kegiatan ini, tentu ingin menempatkan para Da’i dan Da’iyah pada posisi yang penting namun selaras dengan nafas kehidupan di zaman kiwari.
Oleh karena itu, penguasaan metode komunikasi kekinian menjadi sebuah keniscayaan. Mimbar dakwah hari ini tidak lagi terbatas pada ruang fisik masjid dan majelis taklim semata, melainkan telah merambah ke ruang-ruang digital dan dinamika sosial yang kompleks. Para Da’i dan Da’iyah dituntut untuk mampu mengemas pesan-pesan agama dengan bahasa yang santun, logis, dan mudah diterima oleh berbagai kalangan, mulai dari generasi muda hingga para orang tua, tanpa mengurangi esensi ajaran Islam itu sendiri.
Untuk itu, Akhmad Taufik Hidayat berharap, melalui pelatihan ini, akan lahir para pendakwah yang memiliki integritas keilmuan yang mumpuni. Penguasaan materi dakwah yang mendalam sangatlah penting agar setiap pesan yang disampaikan memiliki landasan yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun, ilmu yang luas juga harus diimbangi dengan kecerdasan komunikasi, sehingga dakwah dapat disampaikan dengan metode yang tepat dan mudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.

Hadirnya sosok Da’i dan Da’iyah yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi serta akhlak mulia. Kehadiran Bapak dan Ibu di tengah umat haruslah menjadi oase yang menyejukkan, bukan justru memanaskan suasana dengan narasi yang provokatif. Pengembangan kepribadian yang luhur adalah kunci agar dakwah tidak hanya didengar telinga, tetapi juga menyentuh hati.
Pemkab Kukar menyadari bahwa keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari infrastruktur fisik semata. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan dukungan dan sinergi dari para Da’i dan Da’iyah untuk menjadi jembatan informasi, turut menyampaikan pesan-pesan pembangunan, serta mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam memajukan daerah. Peran aktif Bapak dan Ibu sangat vital dalam menyukseskan program-program pemerintah di tingkat akar rumput.
Diakhir sambutannya ia berharap untuk senantiasa menjaga kondusifitas daerah kita tercinta. Mari bentengi masyarakat kita dari paham-paham yang menyimpang yang dapat merusak persatuan bangsa. Jadilah Da’i dan Da’iyah yang senantiasa merangkul dengan kasih sayang, bukan memukul dengan kekerasan kata-kata, demi terwujudnya kerukunan dan kedamaian abadi di Kabupaten Kukar yang kita cintai ini.

Sementara itu, menurut ketua panitia pelaksana H Khairillah mengatakan, kegiatan ini rangka menggali dan mempelajari teknik dan strategi dakwah sekaligus memperkuat peran da’i dan da’iyah dalam memberikan layanan keagamaan yang lebih efektif, reponsif dan sesuai kebutuhan Masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Hal ini dilaksanakan menjawab tantangan pemerintah terkait masih belum maksimalnya peran da’i- da’iyah di tiap kecamatan. Masih banyaknya layanan keagamaan di kecamatan yang belum tercover, misalnya dalam mengurus jenazah, banyak yang masih merasa takut dan harus menunggu petugas walaupun harus menunggu beberapa jam, petugas ceramah atau kuliah tujuh menit di tiap tiap langgar/mushola sebelum tarawih dimulai pada Bulan Suci membaca Al Quran setelah sholat atau tadarus, mudah – mudahan melalui pembekalan yang dilakukan oleh MUI Kukar ini setidaknya bisa mengcover persoalan yang ada di masyarakat. Untuk itu, ia berharap kepada peserta yang mengikuti pembekalan ini nantinya mampu menerapkannya di Masyarakat.
Kegiatan berlangsung sehari Tgl 25 November 2025, diikuti 50 peserta dari 4 kecamatan ( Loa Kulu, Loa Janan, Tenggarong dan Tenggarong Seberang ). Adapun materi yang diberikan meliputi Pengembangan kepribadian dan akhlak da’i ( Ustadz Rahmadi Wirantanus), Penguasaan materi ( KH Abdul hanan), Peningkatan ketrampilan Komunikasi dan Metode dakwah ( Ustdz M Shafik Avicena ) dan Peran sosial dan kemasyarakatan ( Ust H Rody Arifan dan H Ahmad Sayuti ). ( Prokom 03 ).




