Balitbangda Seminarkan Kajian Pohon Upas
Tenggarong – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kukar, menggelar seminar hasil kegiatan pengembangan inovasi dan teknologi Kajian Fasilitasi Racun Upas Sebagai Bahan Pestisida Alternatif di Kukar, di Aula Balitbangda Kukar, Senin (13/12).
Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Balitbangda Kukar Didi Ramyadi tersebut, menghadirkan narasumber dari Akademisi Universitas Mulawarman sebagai narasumber, Dr. Ir Tjajuk Subiono, MP, dan Dr. Ir Sadarudin, MP.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar H. Sunggono dalam sambutannya, dibacakan Didi Ramyadi mengatakan tanaman Antiaris Toxicara atau tanaman pohon Upas, Tazam, Ipoh bagi warga masyarakat Kukar umumnya tumbuh baik di Pulau Kalimantan tersebar luas sampai ke kawasan Sabah dan Serawak (Malaysia).
Disebutnya, keberadaan tanaman pohon upas saat ini semakin langka karena berbagai kegiatan diantaranya, pengurangan areal hutan sehingga keberadaan tanaman ini hanya tersisa di hutan-hutan adat, dan dijaga serta dipelihara dengan baik oleh Kepala Suku, karena merupakan tanaman beracun yang digunakan untuk berburu dan sangat berbahaya jika salah dipergunakan.
“Maka, diharapkan kegiatan ini bisa memberikan gambaran tentang hasil dari ekstraksi tanaman pohon upas tersebut, ” harapnya.
Kemudian disampaikannya, hasil ekstraksi upas itu dapat memberikan manfaat jika diolah dan diteliti dengan benar.
“Hasil penelitian ini juga bisa menjaga keberadaan tanaman pohon upas di Kukar, agar dapat terjaga, dan bisa memberikan manfaat dalam memajukan ilmu pengetahuan di masa depan,” demikian harapnya.
Usai pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi atau tanya jawab, yang diawali terlebih dahulu penyampaian para narasumber tentang upas tersebut. (prokom05)