Bupati Apresiasi “Bejaguran” Sebagai Event Penyaluran Bakat Pemuda
Tenggarong – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan Bejaguran (bertinju) garapan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kukar bekerja sama dengan Asosiasi Olahraga Kombat Indonesia (AOKI) di Taman Tanjong Tenggarong, Jumat (20/6/25).
“Kita jadikan event ini sebagai event tahunan dan Pemkab Kukar sangat mengapresiasi kegiatan positif ini untuk menyalurkan bakat anak muda kukar yang hobby bejagur,” Kata Edi Damansyah.
Ia menyerukan kepada anak muda Kukar jika hobby berkelahi, jangan berkelahi di kampung saja namun bisa disalurkan bakatnya diarena ring. “Jika jagonya cuma dikampung saja, itu namanya kampungan, jika jagonya diatas ring pasti banyak yang mengidolakan terutama cewek – cewek,” ucapnya.
Sembari berfoto setelah menyerahkan sabuk juara kepada pemenang atas nama Devan Febra yang mampu mempertahankan gelar juaranya setelah bertarung seru melawan Rama S, Edi mengucapkan selamat atas kemenangan Devan dan bisa mempertahankan sabuknya.
“Kalau tadi ada salah satu pemain yang akan dibawa bertanding ke Malaysia, saya minta Devan bisa dibawa ke Malaysia, tolong ya Bung Rudi Agustian (Ketua AOKI) nanti kami yang belikan tiket, membekali ongkos makan dengan hotelnya, pak Rudi yang ngurusnya di Kuala Lumpur,” ucap Edi.
Ia berharap kegiatan bejagur ini bisa terus berlanjut setiap tahunnya dan bisa menjadi wadah putra putri Kukar untuk menyalurkan minat dan bakatnya dalam olahraga bertarung seperti bejagur.
“Dispora tolong aktifkan kembali ring di Stadion Tenggarong Seberang, sehingga para pemuda kukar bisa berlatih di sana, ” pungkasnya.
Acara bejaguran yang berlangsung selama 2 hari tersebut dari tanggal 20-21 Juni 2025, menghadirkan para figther berbakat Kukar yang dikemas dalam Bejaguran Entertainment, menghadirkan sebagai figther tamu Dave Kahu dari Protokol Kukar melawan Taufiq Protokol DPRD Kukar, Mahendra Setiawan melawan Muhamad Ilham, Rahmat Nur Ibrahim melawan Faruq, Iyel dan Alan.
Bejaguran sendiri berasal dari bahasa Kutai yang berarti berkelahi dan adu tinju serta adu ketangkasan. Bejaguran bukan sekedar adu fisik, tetapi juga sebuah kegiatan yang terorganisir dengan aturan jelas, wasit, juri, dan sistem penilaian. Event ini dapat menjadi alternatif bagi pemuda untuk menyalurkan energi dan bakat secara positif. (Prokom06).