Dibuka Presiden RI, Kukar Ikuti Rakornas Penanggulangan Bencana
TENGGARONG – Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabuaten Kutai Kartanegara (Kukar) Akhmad Taufik Hidayat didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kukar Marsidik, mengikuti secara virtual Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2021, di Kantor Bupati Kukar, Rabu ( 3/3 ).
Hadir juga pada rapat itu Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Janhariansyah , dan Sarikun Kasat penindakan Hukum Polres Kukar.
Rakor itu dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo dari Istana Kepresidenan Jakarta yang diikuti oleh para Menteri Kabinet Bersatu , Gubernur, Bupati dan Walikota Seluruh Indonesia.
Dalam arahannya Presiden Jokowi mengatakan, bahwa Indonesia dalam satu tahun terakhir telah diberikan pelajaran berharga dari pandemi Covid-19 yang melanda dunia. “Kita telah diberikan pengalaman, diberikan pelajaran yang sangat luar biasa. Bukan hanya bencana alam, tetapi bencana non-alam berupa pandemi Covid-19,” ujarnya.
Jokowi juga mengatakan, dalam memerangi bencana kemanusiaan seperti Covid-19, persoalan kesehatan dan ekonomi harus diselesaikan dalam waktu bersamaan. Bukan hanya skala nasional, melainkan juga skala global.
Jokowi juga mengapresiasi kinerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atas dedikasinya ikut bekerja dalam menangani dan menyelesaikan krisis yang diakibatkan Covid-19. “Pengalaman ini harus kita jadikan momentum memperkokoh kita dalam menghadapi bencana,” tegasnya.
Jokowi juga mengingatkan bahwa Indonesia termasuk dalam kategori sebuah negara yang rawan bencana. Bahkan, Indonesia menduduki ranking tertinggi negara rawan bencana.
“Saya ingin mengingatkan kita semua bahwa negara kita, Indonesia adalah negara yang rawan terhadap bencana. Masuk 35 paling rawan risiko bencana di dunia,” katanya.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia sepanjang tahun lalu mencapai 3.253 bencana. Jika dikalkulasi lebih jauh, maka ada sekitar 9 bencana yang terjadi di Indonesia setiap harinya. “Bukan sebuah angka yang kecil. Tapi cobaan, ujian dan tantangan itu harus kita hadapi baik bencana hidrometeorologi maupun bencana geologi,” katanya.
Jokowi kembali mengingatkan bahwa Indonesia menduduki ranking tertinggi negara yang rawan bencana. Maka dari itu, ia mengingatkan jajarannya untuk berhati-hati terkait hal ini.
“Kunci utama dalam mengurangi risiko terletak pada aspek pencegahan dan mitigasi bencana yang selalu saya sampaikan berulang. Pencegahan, jangan terlambat,” tegasnya
Dari hasil Rakor tersebut menurut Akhmad Taufik Hidayat ada empat instruksi yang ditekankan Presiden untuk meningkatkan penanggulangan bencana nasional yaitu : pertama jangan disibukkan membuat aturan. Tapi yang utama adalah pelaksanaan di lapangan. Karena itu yang dilihat oleh masyarakat, itu yang dilihat oleh rakyat.
Instruksi kedua adalah soal kebijakan untuk mengurangi resiko bencana. Presiden meminta kebijakan ini harus betul-betul terintegrasi mulai dari hulu hingga hilir. Ia meminta tak ada ego sektoral maupun ego daerah.
Ketiga adalah manajemen tanggap darurat serta kemampuan melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi yang cepat. Tingkatkan dan diimplementasikan dengan cepat.
Sementara itu menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo mengatakan, rakor ini bertujuan untuk mensinergikan manajemen penanggulangan bencana di pusat dan daerah, dalam meningkatkan kesiapsiagaan penanggulangan bencana di berbagai wilayah. Pemerintah Kabupaten dan kota melalui BPBD provinsi untuk membentuk dan mengaktifkan posko-posko siaga penanggulangan bencana, mulai dari tingkat desa hingga kabupaten dan kota yang , rakor ini sendiri berlangsung selama empat hari yang diikuti oleh para Gubernur, Bupati dan Walikota Seluruh Indonesia secara virtual. (prokom 03)