Dr Tulus Sutopo: Hasil Kajian Arkeologis Rekomendasikan Penetapan Makam Pangeran Anum Aji Mandapa Sebagai Situs Cagar Budaya
TENGGARONG – Kepala Bidang Sosial Budaya Kemasyarakatan Badan Penelitian Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kutai Kartanegara (Kukar) Dr H Tulus Sutopo mengatakan bahwa berdasarkan hasil kajian Arkeologis di wilayah Jembayan yang disusun oleh Budi Istiawan bekerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) merekomendasikan penetapan situs Makam Pangeran Anum Aji Mandapa sebagai situs cagar budaya melalui penetapan Bupati Kutai Kartanegara.
“Ya, berdasarkan hasil kajian yang telah disusun oleh (Budi Istiawan-red) bahwa perlu segera menetapkan situs makam Pengeran Anum Aji Mandapa sebagai situs cagar budaya melalui penetapan Bupati Kutai Kartanegara,” kata Tulus Sutopo, Rabu (2/11/2022) di Tenggarong.
Selain itu kata Tulus, perlu dilakukan kajian lanjutan untuk menindaklanjuti kajian awal dengan teknik observasi yang lebih mendalam dan perlu dilihat pencarian data melalui metode penggalian arkelogis (ekskavasi).
“Kajian lanjutan baiknya diarahkan ke wilayah Kutai Lama untuk mencari kemungkinan jejak-jejak dan bukti pusat pemerintahan Kerajaan Kutai Kartanegara dari awal pendiriannya sampai dengan pemindahannya ke wilayah Jembayan,” ujarnya.
Disamping itu, temuan kapak persegi memberikan indikasi adanya masyarakat prasejarah yang pernah ada di wilayah Jembayan atau diarah hulunya. dan banyak kemungkinan untuk menjelaskan keberadaan kapak persegi tersebut mengingat temuannya yang berada di permukaan tanah.
“Inilah hasil rekomendasi kajian yang perlu ditindaklanjuti sebagai bagian dari pelestarian cagar budaya, khususnya yang berada di Kutai Kartanegara,” katanya.
Adapun kesimpulannya, tambah Tulus menjabarkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Kutai Kartanegara pada masa Pengeran Aji Anum Mendapa (1730-1732) dipindah ke Jembayan. Pemindahan didasarkan pada faktor keamanan dan lokasi pemilihannya di area sebelah barat makam Mandapa yang sekarang di antara Sungai Pemarangan dan anak sungainya dengan bukti temuan tiang-tiang cukup besar.
“Baginan perumahan para bangsawan kerajaan berupa rumah panggung dengan tiang-tiang yang kokoh dan besar. Kondisi geografis pada masa itu berada relative jauh dengan sekarang yang kemungkinan posisi muka air sungai pada masa itu lebih rendah dari posisi sekarang, sehingga area tersebut relatif kering dan datar dikelilingi oleh lembah,” katanya.
Ditambahkan Tulus, pintu masuk menuju pemukiman bangsawan dari Sungai Mahakam masuk ke Sungai Jembatan dan berlanjut Pemarangan yang kemungkinan dapat dilalui kapal yang relatif besar.
“Pemukiman pendidik atau masyarakat biasa pada masa itu tidak jauh dari posisi pemukiman masa kini, tetapi konsentrasinya dekat ke arah situs makam Pengeran Aji Anum Mandapa dibanding pemukiman sekarang yang menjauh dari posisi situs makam,” demikian jelasnya. (Prokom10)