Jusnawati Ciptakan Tikar Sehat dan Pintar Untuk Anak Usia Dini Ramah Lingkungan
Dunia Pendidikan Anak Usia Dini adalah sebuah dunia yang tidak terlepas dari bermain dan juga berbagai alat permainan anak-anak.Salah satu sarana yang juga menjadi sumber belajar bagi anak di PAUD adalah alat pendidikan edukatif yang lebih dikenal dengan APE.
ALAT tersebut bisa didapatkan dengan cara membelinya dari produsen alat-alat permainan anak atau juga bisa dengan membuatnya sendiri. Pada umumnya para penyelenggara PAUD dan juga para guru PAUD masih banyak yang membeli alat-alat permainan untuk sumber belajar anak. Hal ini tentu saja akan menumbuhkan budaya konsumtif dan akan melemahkan daya kreativitas dan inovasi para guru PAUD dalam menyelenggarakan proses belajar yang berkualitas bagi anak.
“Secara umum banyak para penyelenggara PAUD dan guru PAUD yang berpendapat bahwa memperoleh Alat Pendidikan Edukatif dengan cara membeli adalah lebih mudah dan ekonomis. Namun jika para guru mau berkreasi dan berinovasi untuk menciptakan Alat Pendidikan Edukatif dari barang-barang bekas maka tentu saja akan lebih ekonomis lagi,” kata Jusnawati, S.Pd selaku pendidik PAUD di TK Teratai Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (23/1/2023).
Menurutnya, banyak mainan sekarang ini yang semakin kreatif, mahal dan beraneka macam. Tentunya hal ini akan banyak membuat orang tua bingung. Banyak mainan yang dibuat oleh pabrik yang sebetulnya kurang berfaedah bagi anak-anak karena sebenarnya alat bermain hanyalah alat bantu saja bagi seorang anak dan bukan merupakan indikator mutlak untuk anak berkembang lebih baik. Jadi mahal dan murahnya alat mainan bukanlah merupakan indikator. Anak akan dapat bermain dengan manfaat yang besar apabila orang tua dapat mengetahui sisi kegunaannya mainan tersebut.
“Berdasarkan kerangka berpikir bahwa Alat Pendidikan Edukatif, Kreatif dan Inovatif tidak mesti alat permainan yang mahal maka kami berupaya mencoba mengembangkan dan membuat sebuah APE,” katanya.
Sebelum membuatnya tentu saja harus mengetahui, fungsi dan prosedur pembuatan APE untuk menjadi salah satu sumber belajar di PAUD dan melakukan pembuatan alat permainan, permainan ini diberi nama Tikar Sehat dan Pintar untuk memberikan pengalaman belajar yang meliputi berbagai aspek pengembangan diri dan bisa menarik minat belajar anak. Sehingga dapat dikategorikan sebagai permainan edukatif.
“APE tersebut diberi nama Alat Permainan Edukatif dengan nama Tikar Sehat dan Pintar karena permainan yang kami buat itu berbentuk kotak dimana tiap sisinya dapat digunakan. Dengan nama Tikar Sehat dan Pintar anak – anak akan lebih tertarik untuk bermain,” ujarnya.
“Tujuan dari pembuatan APE ini adalah untuk meningkatkan konsentrasi anak dalam belajar dan mengembangkan motoric kasar pada anak,” ujarnya.
Selanjutnya Jusmiati menyebutkan manfaat dari pembuatan APE tersebut yakni untuk memberi wacana baru pada pembelajaran anak, Anak lebih mudah menerima materi yang disampaikan guru, Dengan penggunaan APE ini akan memotivasi anak untuk belajar sehingga anak tidak jenuh mengikuti pembelajaran. Untuk mendorong guru menjadi lebih inovatif dan kreatif dalam membuat dan mengembangkan alat pendidikan edukatif, kreatif dan inovatif di PAUD /TK.
“Jadi pemanfaatan barang – barang bekas menjadi barang yang lebih berguna dan meminimalisir pengeluaran seperti lembaga PAUD untuk pengadaan APE,” jelasnya.
Ditambahkan Jusnawati bahwa dengan Alat Permaianan Edukatif Tikar Sehat dan Pintar ini dapat digunakan untuk kelompok usia 4-6 Tahun yang mencakup berbagai tema pembelajaran diantaranya, Tema Binatang, Tema Diri sendiri, Tema Tanaman dan bisa masuk di berbagai tema dengan berbagai bahan seperti, Spanduk bekas, Kertas manila warna, Kertas lipat, Gambar pola (bentuk geometri, kaki, bintang,dll). Alatnya yakni, Gunting, Lem, Carter, Lakban, Penggaris, Spidol.
Adapun cara pembuatannya yakni dengan menyiapkan spanduk ukuran 3×1 (3 lembar). Kemudian rekatkan spanduk menjadi satu dengan lakban. Bagian 1, kita bikin pola bentuk geometri dan kita membuat pola bentuk geometri sesuai dengan apa yang kita inginkan dan diberi angka, kemudian dilapisi dengan kertas lipat agar kelihatan rapi. Bagian 2 depan. Gunting pola gambar yang telah disiapkan dan rekatkan di kertas manila. Bagian 3, Kita Tulisan perintah di kertas manila.
Setelah semua gambar pola selesai direkatkan, kemudian menyusun bagian-bagian pola tersebut di atas spanduk, Rekatkan dengan lakban, APE siap dimainkan.
Cara menggunakan permainan tersebut dilakukan saat sebelum masuk kelas. Tikar diletakkan di halaman luar kelas. Guru membentuk lingkaran besar, menjelaskan aturan permainan Guru memberikan simulasi kegiatan main. Anak menirukan gerakan-gerakan yang ada di dalam tikar sehat dan pintar. Dimainkan secara bergantian satu per satu, hingga seluruh anak selesai.
Kemudian pada aspek yang dikembangkan yakni terdapat nilai Agama dan Moral dapat membedakan ciptaan tuhan dan manusia, sosial Emosional dan Kemandirian, Sabar menunggu giliran, Mau bermain dengan teman, Mengikuti aturan permainan, Fisik Motorik, Berlari sambil membawa benda pada garis lurus, Menangkap bola dengan berbagai macam ukuran, Kognitif, Menyebutkan gambar yang baru dilihat, Mengelompokkan benda dengan berbagai cara, Memasangkan benda sesuai dengan pasangannya, Mengelompokkan bentuk – bentuk geometri, Mengenal angka, Mengurutkan pola, Bahasa, Mengurutkan waktu yang dikaitkan dengan jam, Mengulang kalimat yang di dengar
Adapun kelemahannya adalah, Media terbuat dari barang bekas sehingga tidak tahan lama, mudah rusak. Anak tidak sabar untuk bermain, dan kelebihannya sendiri guru lebih kreatif dalam mengembangkan idenya saat bermain anak-anak menjadi bersemangat.
“Jadi APE ini merupakan alat-alat permainan yang dirancang dan dibuat untuk menjadi sumber belajar anak-anak TK agar mereka mendapatkan pengalaman belajar yang konkrit. Pengalaman ini akan berguna untuk meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak TK seperti aspek nilai agama dan moral fisik/motorik, sosial emosional, bahasa, kognitif dan seni,” ujarnya.
“Alat permainan edukatif memiliki fungsi yang multiguna untuk memberi kesempatan pada anak TK memperoleh pengetahuan baru dan memperkaya pengalamannya dengan berbagai alat permainan. Para guru TK juga bisa merancang dan membuat Alat permaian edukatif, menggunakan kreasi dan inovasi sendiri dengan berprinsip pada pembentukan karakter dan unsur edukatif bagi anak didik,” jelasnya.
Jusnawati pun menyarankan agar para guru diharapkan dapat berkreasi dan berinovasi membuat alat permainan edukatif sendiri untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak usia prasekolah demi memajukan dunia pendidikan dan mencerdaskan anak bangsa. (Prokom10)