Kenakan Pakaian Adat, Wabup Pimpin Upacara Peringatan Hardiknas. “Bergerak Untuk Merdeka Belajar”
Tenggarong – Dengan mengenakan pakaian adat Bugis (Sulawesi Selatan), Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) H Rendi Solihin memimpin Upacara Bendera dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2022, di halaman Kantor Bupati Kukar, Jumat (13/5) pagi.
Acara dengan tema “Pimpin Pemulihan, Bergerak Untuk Merdeka Belajar” itu, diawali dengan pengibaran bendera Merah Putih dari pasukan pengibar bendera (Paskibra), kemudian dilanjutkan pembacaan Pancasila oleh Wabup yang ditirukan seluruh peserta upacara, dilanjutkan pembacaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
H Rendi Solihin saat membacakan sambutan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Nadiem Anwar Makarim mengatakan selama dua tahun terakhir banyak sekali tantangan yang dihadapi bersama, yang mana hal tersebut menurutnya tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bahkan juga tidak terbayangkan bahwa semuanya dapat mengatasinya.
Disampaikannya, apa yang telah dilaksanakan pada hari ini merupakan bukti bahwa apa yang telah dilaksanakan bersama selama ini merupakan pembuktian bahwa dunia pendidikan lebih tangguh dari semua tantangan, lebih berani dari rasa ragu dan tidak takut untuk mencoba.
“Kita tidak hanya mampu melewati, tetapi berdiri digaris depan untuk memimpin pemulihan dan kebangkitan,” ucapnya.
Lebih lanjut, disampaikan bahwa di tengah hantaman ombak yang sangat besar, dunia pendidikan terus melautkan kapal besar bernamakan Merdeka Belajar, yang mana di tahun ketiganya telah mengarungi pulau-pulau di seluruh Indonesia.
Disebutnya, kurikulum merdeka yang berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid dimasa pandemi terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran. Dimana kurikulum merdeka sudah diterapkan di lebih dari 140 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia, hal tersebut menandakan bahwa ratusan ribu anak Indonesia telah belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan.
Selanjutnya, saat ini para murid tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan, karena menurutnya asesmen nasional yang sekarang digunakan tidak bertujuan untuk “menghukum” guru atau murid tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus mendorong untuk belajar, kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolah menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan.
Menurut Nadiem saat ini semangat yang sama juga telah terdengar dari para seniman dan pelaku budaya, dimana sekarang mulai bangkit lagi, mulai berkarya lagi dengan lebih merdeka.
Diakhir sambutannya, Nadiem mengucapkan kepada seluruh penggerak Merdeka Belajar di seluruh Indonesia bahwa langkah yang telah dilaksanakan selama ini semakin serentak dan semakin cepat, namun dirinya mengingatkan bahwa apa yang telah dilakukan tersebut belum sampai pada garis akhir, sehingga dirinya mengingatkan agar tidak ada alasan untuk berhenti bergerak meski sejenak, karena menurutnya masih akan ada angin yang berhembus kencang dan ombak yang jauh lebih besar serta rintangan yang jauh lebih tinggi.
“Sehingga sudah seharusnya seluruh pihak terkait untuk terus berpegang pada komando memimpin pemulihan bersama, bergerak untuk merdeka belajar, ” serunya.
Untuk diketahui, kegiatan tersebut diikuti peserta upacara diantaranya pelajar, guru, ASN di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Kepala Bagian yang ada di lingkungan Setkab Kukar, pasukan Korsik Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kukar, serta Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kukar. (Prokom07)