Pamong Belajar dan Tutor Bantu SKB Tenggarong Ikuti Workshop Penguatan Kurikulum 2013
TENGGARONG – Sebanyak 13 orang Pamong Belajar dan Tutor Bantu Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF-SKB) Tenggarong mengikuti Workshop terkait Penguatan Kurikulum 2013 Program Pendidikan kesetaraan Paket A, Paket B dan Paket C berlangsung di Aula SKB Tenggarong, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kamis (13/1/2022).

Pamong Belajar dan Tutor Bantu SKB Tenggarong saat mengikuti Workshop Penguatan Kurikulum 2013.
Kepala SPNF SKB Tenggarong Tamberin mengatakan workshop penguatan kurikulum 2013 merupakan hal yang sangat penting dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya bagi pamong belajar dan tutor bantu dilingkungan SKB Tenggarong.
“Kurikulum 2013 bagi pendidikan kesetaraan sudah diterapkan, sehingga perlu adanya pemahaman dan penguatan yang lebih mendalam lagi tentang penerapan implementasi kurikulum, terutama bagaimana menyiapkan perangkat pembelajaran hingga proses dan evaluasi hasil pembelajaran sesuai kaidah kurikulum 2013,” katanya.
Kegiatan workshop tersebut menghadirkan Bukhori, S.Pd selaku Kepala SKB Muara Jawa.
Dalam materinya, Bukhori menyampaikan banyak hal mulai dari rencana pembelajaran, penyusunan perangkat pembelajaran, hingga cara menggunakan aplikasi seTARA daring yang merupakan aplikasi Learning Management Sistem yang dirancang khusus untuk pembelajaran jarak jauh pada pendidikan kesetaraan.
“Berbicara tentang kurikulum bagi pamong belajar dan tutor bantu terlebih dahulu harus dipahami rambu-rambunya. Itu artinya, rambu-rambunya harus sering dibuka, dipelajari dan dipahami, sehingga apa yang akan dilakukan dalam penguatan kurikulum 2013 akan semakin mudah terlaksana,” katanya.
Bukhori juga memberikan dorongan dan motivasi bagi pamong belajar dan tutor bantu untuk tetap semangat dalam mengimplementasikannya. Hal tersebut sangatlah penting mengingat pamog dan tutor merupakan ujung tombank pendidikan kesetaraan.
“Pembelajaran kesetaraan ini tidaklah sama dengan pendidikan yang ada di formal, melainkan lebih pada penekanan penguasaan terhadap modul pembelajaran yang memuat penguasaan literasi, numerasi dan karekter, baik itu individu maupun pemberdayaan secara kolektif,” demikian katanya. (Prokom10)