Pamong dan Tutor SKB Muara Jawa Dibekali Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka
FILOSOFI Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (KHD) memiliki tiga penafsiran yang harus dipahami oleh pendidik yakni 1). Pendidikan dan Pengajaran, 2). Pendidik sebagai “Petani” dan Murid sebagai tanaman, 3). Pendidikan dan Kebudayan.
“Merdeka” “…merdeka itu artinya; tidak hanya terlepas dari perintah; akan tetapi juga cakap buat memerintah diri sendiri”. (Ki Hajar Dewantara, Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, sikap merdeka, 2013, hal.469)
Ketiga filosofi KHD tersebut dimaknai sebagai sebuah proses dalam menekuni dunia pendidikan yang membutuhkan kerjasama dengan orang lain. Hal tersebut disampaikan Briliant Surya W (Guru Penggerak) didampingi Ida Ardiyani dari SMA Negeri 1 Muara Jawa sebagai Pemateri dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) bagi Pamong dan Tutor SPNF SKB Muara Jawa, dibuka Kepala SKB Muara Jawa Abdul Gafar, Sabtu (27/5/2023) di Kampus SKB Muara Jawa.

Sri Lestari (Tutor) saat memperesentasikan hasil dari Implementasi Kurikulum Merdeka.
Menurut Briliant, Implementasi KM perlu dipahami terlebih dahulu dengan profil pelajar pancasisla dan merdeka belajar yang memuat prinsip pembelajaran dan prinsip asesment pada kurikulum.
“Jadi, profil pelajar pancasila dapat dipahami sebagai perwujudan pelajar yang memiliki kompetensi dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila dengan enam ciri utamanya yakni, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kebhenikaan, gotong royong, mandiri, belajar kritis dan kreatif,” ujarnya.
Tentu saja, dari implementasi kurikulum merdeka tersebut sangat diharapkan oleh pemerintah dalam proses pendidikan, sehingga muncul pada diri anak memiliki komptensi dan berprilaku sesuai nilai yang terkandung dalam pancasila.
“Dari keenam ciri tersebut terdapat kreatifitas yang berarti memberikan keleluasaan untuk merdeka belajar. Sebagai guru, tugas kita mengantarkan murid-murid untuk memiliki kompetensi, berprilaku yang baik, mandiri, kritis dan kreatif,” katanya.
Kemudian muncul adanya proyek penguatan profil pancasila (P5) dengan tujuan, muatan dan kegiatan pembelajaran proyek tidak harus terkait dengan tujuan dan materi pelajaran intrakulikuler satuan pendidikan yang dapat melibatkan masyarakat dan dunia kerja untuk merancang dan melaksanakan proyek penguatan profil pelajar pancasila.

Praktek-Para Pamong dan Tutor saat menuangkan gagasan terkait pemahaman filosofi pendidikan menurut Kihajar Dewantara.
“Tentu, dengan prinsip holistik, kontekstual, berpuasat pada peserta didik dan eksploratif dalam memperkuat upaya pencapaian kompetensi dan karekter sesuai profil pelajar pancasila berdasarkan standar kompetensi lulusan,” ujarnya.
Adapun tema proyek penguatan profil pelajar pancasila telah disiapkan pemerintah yakni gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, bhenika tunggal ika, bagunlah jiwa dan raganya, suara demokrasi, berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI dan kewirausahaan.
“Inilah tema-tema yang disiapkan oleh pemerintah dalam memberikan ruang yang yang luas bagi pelajar, sehingga dapat melakukan inovasi, gagasan dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka dan profil pejajar pancasila,” jelasnya. (Prokom10)