Serahkan Bantuan Untuk Korban Banjir Kembang Janggut, Bupati Pastikan Pasokan Bahan Pangan Cukup
Tenggarong – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah meninjau sekaligus menyerahkan bantuan untuk korban banjir di beberapa titik di Kecamatan Kembang Janggut, Kamis (26/5).
Bupati pada kesempatan itu didampingi Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kukar Hamli, Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kukar Maman Setiawan, Kepala Dinas Perhubungan Ahmad Junaidi, Kepala Dinas PU Kukar Wisnu Wardhana, Plt Kepala BPBD Kukar Edi Mardian, Camat Kembang Janggut Tego Yuwono, Danramil dan Polsek Kembang Janggut.
Beberapa titik yang didatangi diantaranya Desa Kelekat, Hambau dan Genting Tanah, mereka rela berbasah – basah menerjang derasnya air sungai yang mengalir.Dimana sebanyak 9.376 jiwa yang tinggal 11 Desa Kecamatan Kembang Janggut terendam banjir.
Sembari menyerahkan bantuan, Edi juga menyemangati masyarakat terdampak banjir.
“Kami kesini untuk memastikan pasokan makanan bagi yang mengalami banjir cukup, karena ada isu bahwasanya adanya kelangkaan bahan makanan di Kecamatan Tabang dan Kembang Janggut, jadi kami pastikan hari ini semua cukup tidak kekurangan,”ujarnya.
Dikatakannya, Pemkab Kukar berkolaborasi dengan PT Rea Kaltim Plantation dan Bayan Group memberikan bantuan berupa bahan pangan dasar kepada masyarakat.
“Ada titik – titik tertentu tadi kelangkaan gas elpiji 3 kg, ini akan segera diatasi bersama dengan Dinas Pertambangan Kukar,” ujarnya.
Bupati kemudian berterimakasih pada semua pihak yang berkontribusi, diantaranya Kodim 0906/Kukar, Polres Kukar, Danramil, Kapolsek, Camat, Kades, RT dan Tim BPBD Kabupaten Kukar, yang sigap di lapangan menyediakan sarana prasarana, dan secara psikologis warga masyarakat disini sudah kuat menghadapi hal ini.
“Seperti kami lihat tadi masyarakat disini sudah siap dengan membuat para -para atau panggung di dalam rumah,” katanya.
Ke depan kata Edi Dinas Perkim akan mencoba mempelajari alternatif lain agar para – para atau rumah panggung tersebut menjadi lebih praktis dibuat dari alumunium disaat mau digunakan bisa dibuka dan ditutup, dengan kondisi alam di Kukar banjir akan selalu menjadi permasalahan di setiap tahun tentunya di zona hulu mahakam.
“Dulu banjir mempunyai siklus yang panjang 3 atau 4 tahun sekarang dalam tahun ini sudah 3 kali banjir cuma ini terparah, memang fenomena alam susah dicermati tidak bisa dianalisis, tapi harus dimaknai dari sisi lahiriahnya bahwa kita harus berikhtiar dengan baik dan kita harus tawadhu lagi untuk mensykuri, melalui kejadian ini kita bisa menyadari agar bisa berbuat baik lagi dengan lingkungan sekitar,” pungkasnya. (Prokom06)