Serunya Prosesi Seluang Mudik dan Belimbur Beras di Keraton
Tenggarong – Selain upacara adat Belimbur atau saling siram air yang ditunggu pada prosesi adat Erau, prosesi Seluang Mudik juga sangat dinantikan. Prosesi adat Belimbur dilakukan penyiraman dengan air, sedangkan Seluang Mudik saling melempar beras diantara yang hadir. Upacara adat ini dilakukan pada malam Bepelas hari ke VI, di Museum Mulawarman Tenggarong, Sabtu (1/10) malam.
Seluang Mudik menandai penghujung Erau. Puncak upacara ini adalah saling lempar butiran beras. Prosesi upacara ini dirangkai beberapa prosesi lainnya diawali dengan Sultan Aji Muhammad Arifin melakukan upacara Menyisik Lembu Suana.
Menyisik Lembu Suana dilakukan dengan cara menaruh uang koin diantara lukisan naga yang terbuat dari butiran beras berwarna 7 macam yang ditata di atas tikar depan Tiang Ayu disebut Tambak Karang sebagai kanvasnya. Usai Sultan menyisik lembu dilanjutkan tamu dan undangan melakukan hal yang sama. Di antaranya para pejabat Pemerintahan Kabupaten Kukar dan tamu kehormatan lainnya yang turut hadir dalam acara tersebut.
Selanjutnya dilanjutkan dengan acara Dewa Menjala. Dewa berjalan sambil menyeret kain kuning ibaratkan menyeret jala menangkap ikan diiringi dengan belian menyeret gubang/perahu kecil terbuat dari kayu melalui Sultan dan para Karabat dan undangan lainnya. Masing – masing yang dilewati meletakkan uang kertas maupun logam kejala kain kuning atau ke gubang/perahu. Uang yang terkumpul diperuntukkan kepada para Dewa dan Belian serta peniup suling sebagai jerih payah mereka selama Erau berlangsung.
Jelang puncak Seluang Mudik dilakukan perebutan bungkusan yang berisi kue yang digantung di tempat acara upacara Bepelas. Dalam suasana gaduh rebutan kue inilah puncak acara saling lempar butiran beras atau Seluang Mudik dimulai, selama 15 menit.(Prokom06)