Surprise, Haru dan Bahagia Bupati Kukar Saat Kedatangan Sang Guru Tercinta di Hari Guru Nasional
RASA haru dan bahagia yang tak terhingga terlihat dari raut wajah Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah, ketika melihat sosok yang selama ini telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahun dari sang guru tercinta semasa menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Jawahir yakni Ustaz Muhammad Yunus dan Ustadz Imron.
Surprise tersebut usai memimpin peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Lapangan Kantor Bupati Kukar, Senin (28/11/2022).

Bupati Kukar Edi Damansyah menuruni anak tangga panggung dan langsung menyambut dengan mencium tangan dan memeluknya seraya melangkah ke atas panggung yang sudah tersedia nasi tumpeng ucapan selamat hari guru. Bupati Edi Damansyah lalu mengambil makanan dari nasi tumpeng dan memebrikannya kepada kedua gurunya tercinta sambil tak kuasa menahan rasa haru dan bahagia.
“Terima kasih secara khusus guru saya (Ustad Muhammad Yunus dan Ustadz Imron-red), ini guru saya semasa di SMA Al-Jawahir,” katanya penuh kebahagiaan.

Dikatakan kesuksesan atas raihan selama ini juga tidak terlepas dari peran doa dan dorongan kedua orang tua dan para guru.
“Semua keberadaan kita ini dalam menjalani kehidupan ini meraih profesi apapun yang kita jalankan tidak terlepas dari peran para guru dan paling utama adalah peran kedua orang tua kita,” ujarnya.

“Jadi ini surprise khusus buat saya pribadi betul-betul tidak tau akan skenario tersebut, begitu keluar dari mobil saya bingung dimana dulu beliau ini tidak segemuk saat ini dan ganteng sampai sekarang. Beliau berdua ini sudah purna tugas, pikiran tambah tenang sehingga kehiduapan terus disyukuri nikmatnya, Alhamdulillah semoga beliau tetap diberikan kesehatan,” doa Edi Damansyah kepada sang guru yang diamini langsung.
Sementara sang guru tercinta Muhammad Yunus memberikan ucapan yang sama.
“Saya sangat terharu, ini bukti jasa guru membawa keberkahan bagi Kutai Kartanegara dan semakin akan jaya. Saya mengingatkan kembali disaat Jepang hancur pada tahun 1945 rata dengan tanah dan yang dicari bukah ahli teknologi, melainkan yang dicari masihkah ada guru di jepang ini,” kenangnya penuh makna. (Prokom10)




