Wujudkan ‘Bena Produk Etam’ Bupati Saksikan MoU OPD Dengan Enam Mitra Kerja Kembangkan Produk Lokal
TENGGARONG – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah mengapresiasi atas kolaborasi yang terjalin dengan dunia usaha serta mitra terkait dalam pengembangan produk lokal, ditandai penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) dengan mitra kerja, Sabtu (26/11/2022) di Workshop Idea Borneo Academy, Jl. Gunung Belah, Tenggarong.
Keenam mitra kerja tersebut yakni MoU antara Pemkab Kukar melalui Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar Slamet Hadiraharjo dengan Direktur PT. Tunggang Parangan Mohammad Luthfi dengan Nota Kesepahaman yakni Pemanfaatan Planetarium Jagad Raya. Kemudian Kadis Perindustrian dan Perdagangan Arfan Boma Pranata dengan Direktur PT. Tunggang Parangan Mohammad Luthfi, Nota Kesepahaman Pengadaan Barang dan Jasa Melalui E-Catalogue dan MBIZ Market.
Selanjutnya, Universitas Kutai Kartanegara (Prof. Dr.Ince Raden, M.P) dengan Koperasi Konsumen Serba Usaha Tunggang Parangan Mulia (Arif Budi Rahman), Ketua Komunitas Pecinta Kutai (KOMPAK) Misran dan Direktur Idea Borneo Panji Prakosa.
“Saya mengapresiasi atas terjalinnya kolabroasi Organisasi Perangkat Daerah dengan PT. Tunggang Parangan serta mitra lainnya dalam memberdayakan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Kutai Kartanegara,” apresi Edi Damansyah usai menyaksikan MoU bersama para mitra kolaborasi membangun daerah.
Sementara itu Direktur PT. Tunggang Parangan Mohammad Luthfi juga mengapresiasi atas terjalinnya kolabaroasi antara pemkab Kukar dengan PT. Tunggang Parangan serta mitra lainnya khususnya dalam pengembangan produk lokal daerah.
“MoU ini sebagai upaya mendukung program Kukar Idaman sekaligus pengembangan produk lokal sesuai dengan Revolusi Industri Perkayuan 4.0 di Kukar, Inspiratif, Mandiri dan Berdaya Saing,” ujarnya.
Dijelaskan Mohammad Luthfi prosentase pasar hilir furniture di Kukar dengan pengadaan meubelair mencapai Rp11,6 Miliar dengan total 668 sekolah yang ada di Kukar. Pengadaan kursi meja sekolah pertahun 60 buah dengan total Rp26,052 miliar.
“Total potensi kabutuhan minimum furniture di Kutai Kartanegara pertahunnya mencapai Rp37 Miliar,” ujarnya.
Ditambahkan Luthfi kolaborasi yang dibangun dengan mengandengn Komunitas Idea Borneo dan perusahaan melalui Tanggungjawab Sosial (TJSP) sebagai penyokong kegiatan industri perkayuan 4.0. Kemudian dari eksekutif sendiri selaku pemerintah daerah melalui dinas terkait, Akademy/Universitas/Polnes dan Legislatif sebagai pendukung kegiatan industri perkayuan 4.0.
“Inilah yang saat ini terus kita bangun, kerjasama, kolaborasi serta terobosan inovasi dalam upaya mendukung program Kukar Idaman terutama pemanfaatan SDA dengan memberikan pelatihan bagi generasi muda sehingga dapat menciptakan dunia usaha kerja yang berdaya saing, dan mandiri,” demikian jelasnya. (Prokom10)