Tenggarong – Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kutai Kartanegara (Kukar)Totok Heru Subroto menghadiri Pengajian Anak di Ulang Tahun ke 87 Madrasah Nahdlatul Watan Diniyah Islamiya (NWDI) Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (26/09) di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW L3 Tenggarong Seberang.

Dalam sambutanya, Totok Heru Subroto mengucapkan selamat kepada seluruh pengurus Madrasah NWDI yang sedang merayakan hari bersejarah, yaitu telah berusia 87 tahun sejak pertama kali didirikan pada 22 Agustus tahun 1937.

Menurutnya, 87 tahun bukanlah usia yang muda, bahkan Madrasah NWDI telah lahir lebih dulu sebelum Indonesia merdeka, artinya tentu banyak peran yang telah dilakukan dan diberikan Nahdlatul Wathan dalam perjalanan kemajuan bangsa dan negara.

Ia juga berharap pengurus dan jamaah Nahdlatul Wathan terus dan semakin mewarnai kemajuan Kukar dengan berpartisipasi membangun dan akan semakin banyak kegiatan yang digelar Nahdlatul Wathan di Kaltim, khususnya di Kukar, agar dapat memberikan dampak dan manfaat kepada masyarakat luas.

Selain itu, menurutnya acara itu dapat semakin mempererat hubungan Pemerintah dengan Nahdlatul Wathan, agar ke depannya semakin banyak kolaborasi dan sinergi untuk kemajuan Nahdlatul Wathan dan kemajuan Kukar.

Totok menegaskan bahwa Pemerintah Kukar tidak bisa bekerja sendirian, Pemerintah harus berkolaborasi dan bersinergi dengan masyarakat, salah satu nya adalah masyarakat Nahdlatul Wathan demi mewujudkan cita-cita masyarakat Kukar Sejahtera dan Bahagia.

Disebutkannya pula bahwa melalui program Kukar Idaman, Pemerintah telah menyiapkan, menjalankan dan akan terus mematangkan langkah demi langkah untuk mewujudkan tujuan masyarakat yang sejahtera dan bahagia.

Totok juga mengucapkan selamat datang di Tenggarong Seberang, Kukar kepada Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Kyai Haji Lalu Gede Zainuddin Atsani dan Rais Aam Dewan Musytasyar Nahdlatul Wathan Ummuna Hajah Siti Raehanun Abdul Majid S, dan selamat atas pelaksanaan Musyawarah Wilayah VI Nahdlatul Wathan Kalimantan Timur.

“Semoga para pengurus terpilih yang baru saja dilantik dapat menjadi penyemangat bersama untuk mendorong kemajuan organisasi dan untuk terus lebih baik ke depannya,” ungkapnya.

Diakhir Totok mewakili Pemerintah Kabupaten Kukar dengan bangga mengucapkan selamat Hultah ke-87 kepada Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah, dan Selamat kepada seluruh Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan Kalimantan Timur periode 2022 hingga 2027 yang dilantik.

“Sekali lagi dan tidak bosan-bosannya Pemerintah akan selalu siap untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan banyak pihak terutama jamaah Nahdlatul Watan Diniyah Islamiyah untuk terus mendorong kemajuan Kutai Kartanegara,” kata Totok mengakhiri. (Prokom08)

Tenggarong – Kepala Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Kukar) Slamet Hadiraharjo membuka Workshop pembuatan film Perisai Mahakam II, Sabtu (24/9) di Gedung Serba Guna Sekretariat DPRD Kuķar.

Slamet mengatakan, film promosi pariwisata Kukar itu adalah lanjutan dari film Perisai Mahakam I, yang bercerita tentang gambaran keanekaragaman budaya adat istiadat, sejarah dan kekayaan alam Kukar.

Bupati Edi Damansyah dalam sambutannya yang dibacakan Slamet, mengapresiasi kepada semua pihak yang berkomitmen, bertekad dan bekerja keras mencurahkan segala pemikiran dan daya upayanya secara bersunguh – sungguh, untuk menyiapkan, menghadirkan, melestarikan dan menjaga serta merawat nilai – nilai budaya serta adat istiadat, yang memiliki potensi pariwisata dan nilai edukatif, sebagaimana yang diajarkan oleh para leluhur, agar terus tumbuh dan , berkembang.

“Terutama dengan hadirnya ķarya seni inovatif yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan bisa disaksikan masyarakat dalam bentuk film,” ujarnya.

Dikatakannya, pembuatan film Perisai Mahakam ini adalah bagian bentuk komitmen bersama untuk tetap eksis menunjukan bahwa Kukar masih mampu menjaga capaian prestasi yang telah diraih sebagai Kabupaten Kreatif dengan ekosistem terbaik diluar pulau Jawa, dengan sektor unggulan seni pertunjukan musik dsn film.

Pemkab Kukar akan terus berkomitmen dan bekerja keras, agar capaian pembangunan di daerah dapat terwujud sesuai harapan masyarakat. Pihaknya juga sangat menghargai setiap aktivitas kerja insan – insan kreatif yang telah berpartisipasi positif menghadirkan karya -karya yang bernilai tinggi, dan bermanfaat bagi pencapaian tujuan pembangunan di daerah saat ini dan dimasa mendatang.

‘Saya berharap dengan berlanjutnya pembuatan film Perisai Mahakam II ini, mampu memotivasi dan menyalurkan bakat kreasi dan inovasi di bidang perfilman, yang telah melibatkan seniman – seniman film dan talent yang berasal dari Kukar,” katanya.

Sementara itu Kabid Pemasaran Pariwisata Triyatma mengatakan, pembuatan Film Perisai Mahakam II ini, melibatkan seniman- seniman film asli dari Kukar dan sutradara profesional dari Jakarta yang akan memberi nilai lebih bagi film ini nantinya.

Film Perisai Mahakam II ini masih mengusung film bergenre Action Comedy, sequel Film Perisai Mahakam ini akan tetap mengedepankan promosi pariwisata yang ada di Kukar, khususnya yang ada di tiga kecamatan.

Adapun lokasi shooting di Tenggarong yakni di SMPN I Tenggarong, Waduk Panji Sukarame dan Pulau Kumala. Untuk di Muara Kaman akan mengambil lokasi di Museum Muara Kaman, di mana Muara Kaman merupakan letak dari kerajaan Hindu tertua di Nusantara. Serta lokasi terakhir di Muara Wis yang memiliki potensi wisata yang tidak kalah menarik dari destinasi wisata lain yang ada di Kukar.

Untuk waktu shooting sekitar 2 minggu, dimulai dengan Workshop Script Reading, Coaching and Talent Trainning.

Turut hadir dalam workshop tersebut Project Manager H Ahmad Zulfiansyah, serta para pemain Perisai Mahakam II.
(Prokom-02)

Tenggarong – Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Aji Muhammad Arifin memimpin prosesi Mendirikan Tiang Ayu di ruang Stinggil, Keraton/Museum Mulawarman) Tenggarong, Minggu (25/9) pagi, tanda mulainya Erau.

Dalam ritual ini, sejumlah pusaka kesultanan disandingkan di Ruang Stinggil, Sesuai nama, pusaka utama yang menjadi fokus ritual ini adalah Tiang Ayu yang merupakan tombak pusaka bernama Sangkoh Piatu milik raja pertama Kutai, Aji Batara Agung Dewa Sakti.

Di dalam kantung kuning yang diikatkan padanya, terdapat beberapa kelengkapan ritual lain, yaitu tali juwita, kain cinde, janur kuning, daun sirih, dan buah pinang.

Sebelum ritual dimulai, Tiang Ayu direbahkan menghadap ke arah singgasana Sultan.

Pusaka ini diberi alas selembar kasur berwarna kuning dan dilapisi kain kuning bermotif merah yang disebut tapak liman.

Di bawah kasur tersebut, disiapkan lukisan tambak karang berwujud empat naga dan seluang mas warna-warni. Di kedua sisi Tiang Ayu, diletakkan dua pusaka, gong raden galuh dan batu tijakan.

Saat Sultan Kutai memasuki ruangan, semua hadirin berdiri dan Sultan berdiri menghadap Tiang Ayu, untuk memimpin prosesi tersebut.

Dengan berdirinya Tiang Ayu, menandai jika upacara Pesta Erau Adat Kutai Pelas Benua 2022 resmi dimulai, yang mengusung tema “Erau Kutai Lawas, Balik Asal Kutai Lawas, Tunduk Sabda Sang Meruhum”.

Maknanya, pelaksanaan Erau ini dikembalikan ke hakikat sebelumnya yang memang bersifat sakral dan juga berorientasi pada Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Tenggarong.

Prosesi itu ditutup pembacaan doa dengan harapan agar seluruh rangkaian erau berjalan lancar dan sukses.

Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kukar, Wabup Kukar Rendi Solihin, Sekda Kukar, dan kepala Organisai Perangkat Daeah (OPD) dilingkup Pemkab Kukar serta para tamu undangan yang hadir. (prokom05)

ERAU berasal dari bahasa etnis Kutai yang disebut pula dengan “Eroh” yang berarti ramai, hilir mudik bergembira, berpesta ria yang dilaksanakan secara adat oleh Kesultanan/Kerabat Kerajaan Kutai, dengan maksud atau hajat tertentu yang diikuti oleh masyarakat umum dalam wilayah administratif Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Pada awalnya Erau dilaksanakan saat ritual tijak tanah dan mandi ke tepian ketika Aji Batara Agung Dewa Sakti berusia 5 tahun. Ketika dewasa, Aji Batara Agung Dewa Sakti dinobatkan menjadi Raja Kutai Kartanegara yang pertama (1300-1325), pada penobatan itu diadakan upacara Erau.

Sejak itulah Erau selalu diadakan setiap terjadi penggantian atau penobatan Raja-Raja Kutai Kartanegara.

Dalam perkembangannya, Erau selain sebagai upacara penobatan Raja, juga untuk pemberian gelar dari Raja kepada tokoh atau pemuka masyarakat yang dianggap berjasa terhadap Kerajaan.

Pelaksanaan upacara Erau dilakukan oleh kerabat Keraton/Istana dengan mengundang seluruh tokoh pemuka masyarakat yang mengabdi kepada kerajaan/kesultanan.

Mereka datang dari seluruh pelosok wilayah kesultanan dengan membawa bekal bahan makanan, ternak, buah-buahan, dan juga para seniman.
Dalam upacara Erau ini, Sultan serta kerabat Keraton lainnya memberikan jamuan makan kepada rakyat dengan memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya sebagai tanda terima kasih Sultan atas pengabdian rakyatnya.

Setelah berakhirnya masa pemerintahan Kerajaan Kutai Kartanegara pada tahun 1960, wilayahnya menjadi daerah otonomi yakni Kabupaten Kutai. Tradisi Erau tetap dipelihara dan dilestarikan sebagai pesta rakyat dan festival budaya yang menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten Kutai dalam rangka memperingati hari jadi kota Tenggarong, pusat pemerintahan Kerajaan Kutai Kartanegara sejak tahun 1782. (prokom4,sumber;Kesultanan,kutaikartanegara.com)