Asap Rokok dan BABS Salah Satu Penyebab Risiko Stunting
TENGGARONG – Berdasarkan catatan hasil evaluasi monitoring kasus stunting di Kutai Kartanegara (Kukar), yaitu hampir semua kasus memiliki risiko pemaparan asap rokok, dan setelah intervensi selama tiga bulan belum menunjukkan adanya perubahan. Kemudian adanya perilaku Buang Air Besar Sembarangan ( patut diwaspadai karena mempunyai dampak pencemaran lingkungan, Kepemilikan jamban sehat masih menjadi angan, khususnya bagi masyarakat di bantaran sungai dan pesisir /laut.
Hal itu dikatakan Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Kutai (TP2K) Kukar Sunggono saat menyampaikan materi pada rakor Audit Stunting 2 di Aula Rapat Daksa Artha Kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah BPKD Kukar di Tenggarong, Selasa ( 29/10 ), yang digelar oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP2KB Kukar yang diikuti Forkopimda Kukar, Forkopimda Kecamatan, Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Kukar, Tim Teknis Audit Kasus Stunting beserta Tim Pakar, para Pimpinan Puskesmas, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan dan desa, Para Kades/lurah, Organisasi kemasyarakatan, Pihak Perusahaan TJSP Se – Kukar.
Sunggono juga menambahkan, Audit Kasus Stunting , definisinya adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Mengindentifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainnya, sekaligus menemukan atau mengetahui risiko – risiko potensial penyebab langsung ( asupan tidak adekuat, penyakit infeksi ) dan penyebab tidak langsung terjadinya stunting pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita.
Sedangkan penyebab risiko pada Audit Kasus Stunting adalah identifikasi faktor penyebab langsung stunting di tingkat individu pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas baduta dan balita. Adapun ada 4 ( empat ) langkah dan output audit kasus Stunting , yaitu adalah identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran surveilans rutin atau sumber data lainnya yaitu adanya pembentukan Tim Audit Kasus Stunting, pelaksanaan audit dan manajeman pendampingan, Desiminasi Audit Kasus Stunting, serta dilaksanakannya evaluasi rencana tindak lanjut ( RTL ) Audit Kasus Stunting. .( Berencana itu Keren ).
Pemenuhan konsumsi makanan dengan menu gizi seimbang belum dipahami sebagai kebutuhan Rencana tindak lanjut Audit Kasus Stunting- Calon Pengantin yaitu mengatur pola makan, rutin berolahraga, melaksanakan pola hidup bersih dan sehat dan hindari dampak negatif dari paparan asap rokok, terciptanya lingkungan dan keluarga yang sehat.
Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Kutai TP2K telah merekomendasikan diantaranya yaitu edukasi perilaku hidup bersih dan sehat termasuk didalamnya tentang bahaya rokok, memberikan pemberian makanan tambahan berbasis lokal, berikan konseling, pemberian makanan tambahan bayi dan anak. rujuk ke fasilitas kesehatan untuk evaluasi menyeluruh dan mencari penyebab masalah gizi, melakukan pendampingan kepada orang tua untuk memberikan stimulasi perkembangan anak sesuai usia anak sekaligus memonitoring berat badan setiap minggu dan panjang badan anak sesuai bulan.
“Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sangat berharap dukungan semua pihak angka stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat turun secara signifikan secara berkesinambungan, yang pada akhirnya akan mampu mewujudkan zero stunting dan zero new stunting,” tegas Sunggono. ( Prokom 03 ).