Asisten II Hadiri Bepelas Malam Kelima, Erau 2024
Tenggarong – Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) Ahyani Fadianur Diani menghadiri Bepelas malam kelima Erau Adat Kutai Pelas Benua 2024 bertempat di ruang Setinggil Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura atau Museum Mulawarman, Rabu (25/9/2024) malam.
Turut hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) M. Thauhid Afrilian Nor, Camat Muara Kaman Barliang, Camat Kota Bangun Darat Zulkifli, dan Sekcam Kembang Janggut Haryono
Kegiatan Bepelas merupakan rangkaian dari ritual upacara adat yang selalu dilaksanakan pihak Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura setiap malamnya selama pelaksanaan Erau.
Adapun rangkaian kegiatannya, diawali oleh para Dewa dan Belian melakukan upacara Merangin di halaman Keraton Museum Mulawarman, setelah melakukan upacara Merangin para Dewa dan Belian memasuki ruang Keraton untuk melaksanakan rangkaian kegiatan Bepelas.
Bepelas sendiri dimulai dengan sejumlah tarian sakral atau adat yang disuguhkan kepada kerabat Kesultanan Kutai serta tamu undangan yang hadir. dimana tarian sendiri dilakukan sambil mengelilingi tiang Ayu (Tombak pusaka-red) atau Sangkoh Piatu.
Pada kesempatan itu, sejumlah kerabat kesultanan Kutai tampil membawakan tari-tarian seperti dewa memanah, Beganjur laki dan bini. dimana para tamu dan undangan dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang hadir mendapatkan kesempatan untuk melakukan tarian tersebut, termasuk asisten II Ahyani Fadianur Diani dan kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan M. Tauhid Apriliannur.
Bepelas ditandai Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Arifin melaksanakan ritual menginjakkan kakinya kesebuah Gong Raden Galuh, yang berada didekat Tiang Ayu Sangkoh Piatu yang diiringi dentuman meriam sebanyak jumlah malam pelaksanaan bepelas
Pada ritual itu Sultan akan didampingi kerabat kesultanan bersama tamu kehormatan guna memegang tali Juwita yang mana tali tersebut terikat di Tiang Ayu, sebagai pegangan Sultan saat berjalan menuju Gong Raden Galuh.
Setelah melakukan ritual tersebut Sultan kembali masuk ke dalam museum meninggalkan ruangan Sitinggil, yang juga menjadi pertanda prosesi Bepelas pada malam tersebut telah usai dilaksanakan. (Prokom01)