Buka Disimenasi Percepatan Pencegahan Stunting, Sekda: Pengetahuan Sangat Penting
TENGGARONG – Penurunan Stunting merupakan masalah jangka panjang. Karena itu, perubahan perilaku-perilaku kunci, harus bersifat berkelanjutan dan menetap. Demikian dikatakan Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara Sunggono, membacakan amanat tertulis Bupati Edi Damansyah saat membuka Diseminasi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) untuk Percepatan Pencegahan Stunting di Kukar, yang berlangsung secara virtual di ruang kerjanya, Selasa (7/9).
Disebutkannya, Perlu waktu untuk mengubah perilaku masyarakat. Dengan KPP Pencegahan Stunting, diharapkan semua elemen mendapatkan pengayaan pemikiran, perubahan sikap dan perilaku. Menciptakan sinergitas antara masyarakat, pemerintah, dan masyarakat, sehingga tujuan dari komunikasi tersebut dapat tercapai secara maksimal.
Selanjutnya, stunting dan kekurangan gizi lainnya tidak hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa dewasanya. Ada banyak faktor yang menyebabkannya, salah satunya karena makanan yang kurang bergizi serta sanitasi dan higienis.
“Masih terdapatnya kasus stunting di Kukar, tentunya menjadi keresahan bagi kita, mengingat anak-anak ini kelak yang akan melanjutkan pembangunan. Oleh karena itu, tugas kita membangun sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari jasmani, rohani dan intelektualitas,” ujarnya.
Lebih lanjut, untuk percepatan pencegahan stunting memerlukan intervensi terpadu, secara simultan dan berkelanjutan. Penyelenggaraan intervensi terpadu yang melibatkan lintas sektor dan menyasar kelompok prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi dan tumbuh kembang anak, serta pencegahan stunting.
Untuk itu, disampaikan Sekda intervensi terpadu ini tentunya tidak saja pada lintas perangkat daerah tetapi juga masyarakat yang memiliki peran penting pada tahap identifikasi stunting. Pengetahuan masyarakat tentang apa itu stunting, food habits yang keliru, serta food taboo yang berpengaruh besar menjadi penyebab terjadinya stunting. Pola asuh gizi,pengetahuan, sikap dan perilaku makan dapat mempengaruhi pemenuhan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Persepsi terhadap hubungan makanan dan kesehatan, Bagaimana makanan yang di konsumsi bisa membuat sehat atau malah menjadikan sakit jika porsi dan pemilihan jenisnya tidak tepat.
Maka menurutnya peran besar layanan kesehatan masyarakat dalam menyampaikan informasi tentang stunting, terkait dampak negatif, penyebab dan pencegahannya, merupakan salah satu faktor penting yang harus menjadi perhatian.
“Pengetahuan dan wawasan Nakes terkait stunting sangat perlu untuk ditingkatkan, sehingga kebijakan pemerintah dalam implementasi program-program pencegahan stunting mencapai sasaran,” ujarnya.
Kemudian disampaikannya, upaya pencegahan stunting salah satunya dilakukan dengan strategi komunikasi perubahan perilaku. Komunikasi perubahan perilaku ditujukan untuk masalah (komunikasi) yang penting tapi tidak urgent (membutuhkan proses dan waktu untuk perubahan).
Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dirasa penting untuk menjadi alternatif percepatan penurunan Stunting. Penyampaian informasi atau pesan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi, serta pemilihan media dan metode yang tepat sesuai sasaran, diharapkan dapat mempercepat penanganan dan penurunan Stunting.
Sunggono berharap melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan institusi berbasis masyarakat, peningkatan keterampilan Nakes dan Kader. Ketersediaan materi komunikasi. bagi kelompok sasaran dalam pendampingan petugas puskesmas dalam pelaksanaan posyandu menjadi hasil awal dalam organisasi dan masyarakat.
Sedangkan partisipasi masyarakat dalam penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat PHBS, menjadi bukti awal peningkatan kesadaran masyarakat terkait stunting sekaligus mampu meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan stunting. Sehingga tercapai penurunan jumlah anak yang mengalami stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Bertindak selaku narasumber dalam kegiatan tersebut Syah Amarut Jaman Program Manejer Yayasan Cipta Jakarta , Andi Saribunga Untung Direktorat Promkes dan PM Kementerian Kesehatan RI, Hendri Tanoto Faoundation,serta Kepala Dinas Kesehatan Kukar dr Martina Yulianti. Acara diisi juga dengan dialog dan tanya jawab mengenai langkah langkah percepatan pencegahan stunting di Kukar.
Kegiatan itu dilaksanakan oleh Pemkab Kukar bekerjasama dengan Tanoto Faoundation serta Yayasan Cipta Jakarta dan Kementerian Kesehatan RI yang hadiri secara langsung Kepala Bappeda Kukar Wiyono, Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Dafip Haryanto, Plt Kadis Pendidikan Slamet , Fadli akademisi Unikarta , serta sejumlah OPD terkait lainnya di Ruang Rapat Kantor Bappeda Lantai 2 baik secara offline maupun virtual. (Prokom03)