Distanak Imbau Masyarakat Peternak Cepat Lapor Jika Ada Gelaja Virus PMK
JAKARTA – Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Kartanegara (Distanak) menghimbau kepada seluruh masyarakat peternak seperti sapi, kerbau, kambing dan babi jika menemukan adanya gejala wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Aji Ghazali Rahman usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang diselenggarakan oleh Satuan Tugas (Satgas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (23/11/2022) di Hotel Borobudur Jakarta.
“Disnatak mengimbau kepada seluruh masyarakat peternak jika menemukan adanya gelaja virus PMK agar segera melapor ke Distanak untuk ditangani segera dan diberikan vaksinasi, sehingga tidak meluas,” katanya.
Menurut Aji Gazali Rahman, saat ini pemkab Kukar telah mendapatkan vaksinasi virus PMK sebanyak 18.450 dosis yang terdiri dari dosis 1-2 dan boster.
“Sebanyak 18.450 dosis vaksinasi virus PMK sudah tersedia dan langsung diberikan kepada semua perliharaan hewan di Kutai Kartanegara ditandai dengan pemasangan tanda pada telinga baik itu, sapi, kerbau, kambing dan babi,” ujarya.
Pelaksanaan vaksinasi hewan tersebut sudah dan sedang dilakukan di Kecamatan Tenggarong, Sebulu, Muara Kaman, Loa Janan. Kemudian Anggana, Muara Badak, Marangkayu, Sangasanga, Muara Jawa, Samboja dan Kota Bangun.
“Vaksinasi hewan sudah mencapai 60 persen dan saat ini terus diberikan vasinasi bagi ternak-ternak lainnya yang ada di seluruh kecamatan Kukar dengan tiga kali dosis (boster) sama dengan Covid-19,” katanya.
Disebutkan Aji Ghazali Rahman awal mula terjadinya wabah PMK mulai dari Kabupaten Paser, kemudian PPU. Menyebrang ke Balikpapan, Samarinda sampai ke Kukar dan menyebar lagi ke Kutai Barat.
“Pertama kali didapatkan wabah PMK di Kecamatan Loa Janan, dimana virus PMK ini memiliki ketahanan diudara dengan radius bisa mencapai 10 Km,” ujarnya.
Diketahui dari rakornas penanganan PMK disampaikan oleh Ketua Pelaksana Brigadir Jenderal TNI Lukmansyah selalu Koordinasi Pengendalian Operasi Satgas PMK Nasional bahwa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular.
“Penyakit ini menyerang semua hewan berkuku belah atau genap, seperti sapi, kerbau, kambing, domba termasuk juga hewan liar seperti gajah, rusa dan sebagainya. Virus dapat bertahan lama di lingkungan, dan bertahan hidup di tulang, kelenjar, susu serta produk susu,” katanya.
Untuk itu lanjut Lukmansyah perlu dilakukan koordinasi dengan semua kabupaten/kota di Indonesia sebagai upaya pencegahan PMK secara cepat.
“PMK juga disebut sebagai air brone disease karena sangat kecilnya virus ini mampu menyebar cepat dengan bantuan angin sampai ratusan kolometer. Penyakit PMK tidak ditularkan ke manusia (bukan penyakit zoonosis),” ujarnya.
Ada lima cara pencegahan dengan cara biosekuriti yakni melakukan perlindungan pada zona bebas dengan mambatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans. Pemotongan hewan terinfeksi, hewan baru sembuh dan yang kontak dengan agen PMK. Disinfeksi asset dan semua material yang terinfeksi (perlengkapan kandang, monil, baju dan lainnya). Musnahkan bangkai, sampah dan semua produk hewan pada area yang terinfeksi serta lakukan tindakan karantina. (Prokom10)