Guru PAUD Harus Mampu Memompa Gairah Belajar Anak
TENGGARONG – Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah mengatakan bahwa guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) harus mampu memompa gairah belajar anak-anak.
“Bahkan mendorong mereka (anak-anak.red) secara tidak langsung untuk mendayagunakan fungsi otak kiri dan kanannya, termasuk dalam pembelajaran Alquran,” ujar Edi Beberapa waktu lalu saat pelatihan Metode BCM (Bermain, Cerita, Menyanyi), Ice Breaking, dan Tilawati PAUD yang digelar Tilawati Education Centre (TEC) Kukar.
Dikatakannya pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru PAUD harus mampu menggugah minat dan semangat anak-anak. Bahkan, cenderung menyenangkan bila disertai dengan cerita-cerita yang bermakna berupa teladan para nabi, sahabat-sahabat Rasululah, dan orang-orang saleh. Ataupun, dengan bernyanyi, yaitu menyanyikan lagu-lagu Islami yang bermakna tauhid, akhlakul karimah, dan lain-lain yang berkenaan dengan nilai-nilai Islam.
Menurutnya, metode BCM Ice Breaking, dan Tilawati PAUD yang diselenggarakan pelatihannya oleh TEC ini, maka ini merupakan inovasi yang baik dalam pembelajaran Alquran, khususnya pada tingkatan PAUD.
“Kita pahami bahwa mengajar anak-anak usia dini tidaklah mudah. Pengajar PAUD tidak dapat terlalu tegang, atau cenderung monoton dalam pembelajarannya,” katanya.
Melalui kelembagaan TEC Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai perpanjangan tangan Pesantren Alquran Nurul Falah, Surabaya, Metode Tilawati telah memberi dinamika yang baik dalam menopang pembelajaran Alquran di daerah ini, dan bersama-sama Pemerintah Daerah memberantas buta aksara Alquran.
“Namun, kita semua tidak boleh cepat berpuas hati. Tantangan terbesar kita bukan hanya persoalan memberantas buta aksara Alquran, melainkan lebih prinsip lagi, bagaimana nilai-nilai Alquran itu dapat dipedomani dalam kehidupan sehari-hari oleh Muslim Kukar,” ujarnya.
Menurutnya, Pemkab Kukar sangat mengapresiasi partisipasi masyarakat di bidang pendidikan keagamaan Islam, khususnya dalam pembelajaran Alquran. Upaya pemerintah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam membaca dan memahami Alquran telah dimulai sejak tahun 2016 ketika diterapkannya Gerakan Etam Mengaji (Gema) sebagai implementasi Peraturan Bupati Nomor 24 Tahun 2016.
“Bahkan, poin tambahan yang diperoleh oleh Pemerintah adalah semakin massifnya pembelajaran Alquran oleh lembaga-lembaga pendidikan formal di Kukar dari tingkatan SD hingga Perguruan Tinggi,” ujarnya.
Di sisi lain, Pemerintah melalui LPTQ juga gencar membuka “Baitul Quran” atau rumah-rumah yang menjadi basis pembinaan belajar Alquran, sehingga mampu menopang kualitas calon-calon Qori’/Qoriah, Hafiz/Hafizah, Mufassir/Mufassirah di Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal ini pada akhirnya berbuah manis ketika Kabupaten Kutai Kartanegara memperoleh predikat Juara Umum pada MTQ ke 39 dan ke 40 Tingkat Provinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Berau. (prokom01)*