Hadiri Syukuran HUT Buluq Sen ke 100, Bupati Komitmen Jadikan Peringatan Tersebut Sebagai Agenda Budaya Tahunan
Tenggarong – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah akan menjadikan peringatan hari jadi Desa Buluq Sen Kecamatan Tabang sebagai agenda rutin tahunan, dan akan dikukuhkan sebagai salah satu festival budaya di Kukar. Hal itu diungkapkan Edi pada pembukaan peringatan 100 tahun Desa Buluq Sen, di lapangan desa setempat, Senin (4/7).
Pengukuhan tersebut ditandai penandatanganan prasasti oleh Bupati Edi Damansyah dan Pj Kepala Desa Buluq Sen Petrus Sung.
“Saya memastikan rangkaian dari kegiatan hari jadi Desa Buluq Sen ini akan menjadi kalender pariwisata Kukar, untuk Kepala Dinas Pariwisata tolong ini dicatat dan direncanakan sehingga kedepannya ini menjadi festival yang lebih berkualitas,” katanya.
Edi mengatakan, momentum 100 tahun Desa Buluq Sen harus dijadikan untuk memicu dan mendorong semangat para generasi muda untuk menuntut ilmu, untuk belajar agar menjadi generasi yang handal untuk membangun Kukar khususnya Desa Buluq Sen.
Edi berharap peringatan hari jadi Desa Buluq Sen nanti juga harus diselenggarakan festival budaya setempat, dan desa – desa di wilayah Kecamatan Tabang pada umumnya.
“Tadi sudah saya sampaikan kepada Camat Tabang, nanti akan ada festival budaya masyarakat Tabang,” tutur Edi.
Bupati juga mengajak warga masyarakat Tabang, para pemangku kepentingan, para pimpinan perusahaan agar bijaksana dan berkomitmen dalam mengelola sumber daya alam berwawasan lingkungan, serta melakukan dengan baik program tanggung jawab sosial dan pemberdayaan masyarakat.
“Mari kita terus bersinergi dan berkolaborasi sehingga keberhasilan sebagai harapan masyarakat, yakni kontribusi dari pemanfaatan sumberdaya alam dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat setempat,” ajaknya.
Untuk diketahui sejarah nama Desa Buluq Sen berawal dari para leluhur yang membuka hutan untuk pemukiman dengan membabat hutan. Dalam cerita leluhur menemukan buluh atau bambu, kemudian membelah buluh atau bambu tersebut yang dalam masyarakat Dayak disebut Buluq, oleh para leluhur Bambu atau Buluq setelah dibelah ternyata didalamnya terdapat uang logam atau Sen, sehingga desa tersebut diberi nama Buluq Sen.
Syukuran peringatan Buluq Sen 100 tahun dengan tema “Se atau, se kimet, se penawai pembau ngaran Tuhan Allah neng uvan na petuba umaq lu aviq dau ini” yang artinya “Satu hati,satu pikiran, satu tujuan memuji serta bersyukur kepada Tuhan Allah atas pemeliharaan terhadap desa kita sampai hari ini”, tersebut menampilkan berbagai seni budaya antara lain teatrikal sejarah berdirinya Desa Buluq Sen, tari – tarian, parade masyarakat budaya dan berbagai pertandingan olahraga tradisional. (Prokom01)