Pelatihan Seni Kriya dan Wastra Dimulai, Bupati Harap Peserta Berinovasi Membuat Karya Ekonomis Terbaik
Tenggarong – Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Kabupaten (Setkab) Kutai Kartanegara (Kukar) Totok Heru Subroto membuka pelatihan Seni Kriya dan Wastra, Minggu (26/6) malam di Hotel Grand Elty Singgasana Tenggarong, ditandai pemukulan gendang oleh Asisten III bersama Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim Ivan Riva’i.
Acara yang digelar oleh Dispar Kaltim bekerjasama dengan Dispar Kukar itu di ikuti 30 peserta berasal dari 20 kecamatan di wilayah Kukar dengan menghadirkan 5 narasumber dari, para Akademisi (Polnes), Komite Kekraf Kukar serta Pengrajin Kukar.
Totok yang membacakan sambutan tertulis Bupati Kukar Edi Damansyah, mengatakan ekonomi kreatif di Kukar pada 2020 sudah disusun Roadmap jalan ekonomi kreatif Kukar, namun masih di 9 kecamatan dan tahun ini akan dilanjutkan pada 9 kecamatan lainnya.
Gambarannya, kata Totok terdapat 3 subsektor Unggulan yaitu Kuliner, Kriya, dan Seni Pertunjukan. Sementara 3 subsektor Potensial yaitu Musik, Film, serta Animasi dan Video.
“Karena data di atas sangatlah tepat memilih subseksor Kriya didampingi wastra menjadi materi pelatihan untuk para pelaku ekonomi kreatif di Kukar, karena dari ketiga subsektor unggulan merupakan subsektor yang saling dorong terhadap 14 subsektor lainnya,” ujarnya.
Selanjutnya, Totok mengatakan, melihat perkembangan daya tarik wisata baik yang dikelola oleh pihak swasta maupun pertumbuhan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, memang harus diiringi dengan adanya produk kriya sebagai suvenir khas dari daya tarik wisata tersebut maupun bercirikan Kukar. Sehingga ada sesuatu yang dibeli dan dibawa pulang oleh para wisatawan sebagai cinderamata sekaligus alat promosi secara tidak langsung.
“Kukar memiliki potensi wastra yang baik dan bisa lebih optimal yang sudah di kenal. Yakni ada Batik Melayu Kutai dengan berbagai motif yang digagas oleh Imam Pranowo, ada motif Gasing yang dikenalkan Rumah Budaya Kutai dan ada pula tenun ulap doyo yang tidak hanya menjadi syal dan pakaian. Tetapi sudah diolah menjadi berbagai macam produk seperti Tas Wanita, Tas Pinggang, Tali Jam Tangan, serta beragam souvenir lainnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Totok mengatakan, Wastra bisa berdiri sendiri berupa kain namun jika diberikan sentuhan kreatifitas akan menjadi kriya yang punya nilai lebih dengan harga jual dan kekhasan tersendiri.
Acara tersebut menurutnya sejalan dengan program dedikasi Bupati dan Wabup Kukar yaitu Kukar Kreatif Idaman dan berperan dalam pencapaian misi ketiga RPJMD yaitu Memperkuat Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Kami berharap, dengan pelatihan ini para peserta mampu berinovasi dengan membuat karya dengan nilai ekonomi yang lebih baik dari sebelumnya,” harapnya.
Turut hadir dalam acara itu Kasi Bimas Pokdarwis Dispar Kukar Airin Susanti. (prokom05)