Percepat Penurunan Stunting, Kukar Libatkan Dandim 0906/Kkr Sebagai Bapak Asuh Stunting
Tenggarong – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus lakukan upaya percepatan dalam penurunan angka stunting, diantaranya melalui keterlibatan pemangku kepentingan secara terstruktur dan terukur yang menyasar langsung pada kelompok sasaran.
Masalah stunting pada angka adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dalam waktu tertentu dan inveksi berulang, ditandai dengan panjang dan tinggi badan anak yang berada di bawah standard dan anak menjadi terlalu pendek diusianya biasanya penurunan kemampuan kognitif serta resiko tinggi mengalami kompilasi penyakit.
“Dimasa depan anak stunting akan menghasilkan angkatan kerja yang tidak kompetitif sehingga akan susah untuk mencapai visi misi pembangunan SDM berkualitas menguasai ilmu pengetahuan berwawasan luas,”ucap Sekda Kukar H Sunggono menyampaikan sambutan tertulis Bupati Kukar Edi Damansyah pada acara Pengukuhan Bapak Asuh Stunting (BAS) pada Dandim 0906/Kkr Letkol Inf Jeffry Satria berlangsung di Gedung Darmawangsa Kodim 0906/Kkr, Senin (26/09).
Dikatakannya berdasarkan peraturan Presiden nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, memberikan penekanan pentingnya pada konvergensi program dan kegiatan intervensi dalam mencapai target prevalensi stunting hingga 14 persen Tahun 2024.
Penekanan tersebut perlu mendapat dukungan komitment kepemimpinan dan visi kepemerintahan, guna mendorong pilar strategi lainnya dalam upaya penurunan percepatan stunting, yaitu melalui peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat, peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu keluarga dan masyarakat.
Salah satu pembaharuan strategi percepatan stunting adalah pendekatan keluarga dengan melakukan pendampingan pada keluarga yang mempunyai resiko stunting untuk mencapai sasaran yaitu calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca salin dan ibu menyusui serta anak usia 0 – 59 bulan.
Dalam pelaksanaan di lapangan, tim pendamping terdiri dari bidan, kader PKK dan Kader KB akan melakukan upaya pendampingan berkolaborasi di lapangan untuk melakukan pendampingan secara kekeluargaan yang berisiko stunting dengan melakukan pendataan, penyampaian informasi pemberian edukasi dan beberapa hal agar tidak terjadi kasus stunting dikemudian hari.
Salah satu pendekatan berikutnya adalah melalui program BAS. Keterlibatan pemangku kepentingan secara terstruktur dan terukur dalam penurunan stunting yang menyasar langsung pada kelompok sasaran, seperti orang perorangan, masyarakat, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, media masa, organisasi masyarakat sipil, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, tokoh agama dan mitra pembangunan. BAS ini juga dapat memberikan bantuan kepada sasaran dengan berkoordinasi dengan OPD terkait dalam bentuk donasi uang dan donasi barang produk.
Percepatan penurunan stunting ini diharapkan adanya kerjasama yang serius antar OPD terkait sehingga mampu mewujudkan Kabupaten Kukar yang sejahtera dan bahagia generasi yang gemilang dimasa depan.
Ditambahkan Sunggono anak yang terkena stunting sebenarnya bukan karena orang tuannya yang miskin.
”Stunting terjadi karena gaya hidup orang tua, semoga nanti ada pendekatan edukasi yang tepat pada mereka, sehingga adanya perubahan perilaku dalam mengasuh anak yang baik dan benar,” katanya.
Pemkab Kukar mengupayakan mencegah adanya stunting, pencegahan secara dini mendeteksi kemungkinan ibu yang akan melahirkan stunting dimulai dengan mengedukasi agar tidak ada perkawinan dini dan melalui kepala KUA memastikan calon pengantin itu adalah calon yang sehat dan melahirkan bayi yang sehat karena sudah suspek stunting itu agak susah sembuhnya dan malah tidak sembuh dan berulang infeksinya. “Lebih baik mencegah agar tidak ada kasus stunting baru itu target kita ke depan dengan adanya Ragapantas dan Lokus stunting di Kukar ada 21 desa,”tutupnya.
Sementara Letkol Inf Jeffry Satria mengatakan permasalahan stunting adalah agenda nasional salah satunya untuk mengatasi masalah stunting, TNI menjadi salah satu yang ikut mengatasinya. Di Kukar sendiri masih terdapat anak – anak yang mengalami stunting, dengan adanya program tersebut, Ia sebagai Bapak asuh stunting nanti akan melakukan pemberian bantuan masukan gizi berupa makanan tambahan. Dengan harapan bersama – sama bisa mengentaskan stunting di Kukar khususnya untuk generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa, seperti diketahui masa depan bangsa tergantung pada generasi muda.
“Disinilah kita dituntut untuk peduli tentang menjaga kualitas kesehatan para generasi muda, jangan sampai 10 sampai 20 tahun ke depan generasi kita terus mengalami gizi buruk, marilah bersama kita mencegah walaupun tidak banyak namun terus dilakukan, ” ujarnya.
Dikatakannya, upaya yang akan dilakukan juga melibatkan anggota Persatuan Isteri Tentara (Persit) Kukar, yang akan memberikan makanan bergizi hasil kreasi dari Persit, dengan harapan bisa membantu memperbaiki gizi anak – anak dan kegiatan ini akan dipantau oleh pihak Puskesemas.
“Semoga ini cepat terjadi perubahan dan menemukan formulasi yang tepat sehingga cepat terjadi perubahan. Kedepannya sebagai daerah yang menjadi IKN, Kabupaten Kukar bisa mempersiapkan generasi muda untuk membangun masa depan yang cerah,” harapnya.
Acara dirangkai dengan pemberian makanan gizi pada anak asuh stunting oleh Dandim 0906/Kkr Letkol Inf Jeffry Satria bersama Ketua Persit Kartika Candra Kirana Dandim 0906/Kkr, Sekda H Sunggono dan perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim. Selanjutnya nanti selain memberikan makanan bergizi juga uang bantuan sebesar 450 ribu rupiah perbulan selama 6 bulan untuk 6 orang anak.(Prokom06)