Sekda Buka Orientasi TPPS Kecamatan,Desa dan Kelurahan se-Kukar
TENGGARONG – Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Sunggono membuka acara orientasi peningkatan kapasitas orientasi peningkatan kapasitas Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat kecamatan, desa dan kelurahan se- Kukar Tahun 2024 yang berlangsung di Hotel Elty Singgasana, Tenggarong. Jumat Sore ( 20/9 ).
DR Sunggono saat menyampaikan pesan tertulis Bupati Kukar Edi Damansyah mengatakan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu yang lama dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya yang berada dibawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Anak menjadi terlalu pendek untuk usianya diikuti dengan penurunan kemampuan kognitif dan resiko tinggi di masa depan yang kemungkinan bisa mengalami komplikasi penyakit.
Masalah stunting pada anak akan menjadi dampak di masa depan, karena akan menghasilkan angkatan kerja yang tidak kompetitif. Stunting menjadi salah satu yang harus diselesaikan untuk mencapai pembangunan SDM yang berkualitas, dinamis, terampil serta menguasai IPTEK. Isu stunting tersebut saat ini menjadi salah satu prioritas untuk dapat dilakukan upaya percepatan dalam penurunan kasusnya, dimana untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan upaya yang secara holistik dan terintegrasi di semua aspek yang saling bersinergi, bekerjasama dan mempunyai komitmen yang sama. Perlu dilakukan peningkatan konvergensi dalam intervensi spesifik dan sensitif di berbagai level pemerintahan, baik kementerian/lembaga, pemerintah daerah hingga pemerintahan desa.
Oleh sebab itu, pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting memberikan penekanan pada pentingnya konvergensi program dan kegiatan intervensi dalam mencapai target penurunan prevalensi Stunting hingga 14% pada Tahun 2024.
Penekanan ini tentu perlu mendapat dukungan komitmen kepemimpinan dan visi pemerintahan serta mendorong pilar strategi nasional lainnya dalam upaya percepatan penurunan stunting lainnya yaitu peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat; peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat; dan penguatan serta pengembangan sistem, data, informasi riset dan inovasi.
Ia juga mengatakan, Kutai Kartanegara dalam angka prevalensi stunting sejak tahun 2021 adalah 26,4%, lalu meningkat tajam dengan 27,1% pada tahun 2022, dan Alhamdulillah pada tahun 2023 kemarin Kukar berhasil turun dengan angka prevalensi yang sangat baik yaitu 17,6%.
” Kondisi ini menuntut kita untuk bisa terus mempertahankan agar hasil survey pada tahun ini tidak meningkat kembali,” ujarnya.
Karena ada 3 (tiga) hal yang masih menjadi permasalahan, yaitu pertama : hingga saat ini masih dihadapkan pada kompleksnya permasalahan pada balita kita (lahir prematur, balita gizi kurang, gizi buruk, stunting, kelainan kongenital, dll), permasalahan pada generasi remaja dengan masih cukup banyaknya yang menikah pada usia dini <20 tahun, seks diluar nikah, pengguna alkohol dan obat terlarang serta permasalahan lainnya yang berakibat pada relatif gagalnya mendapatkan kehidupan yang layak di masa depan.
Kedua : kasus stunting dari penyebab ketidakmampuan keluarga dalam memberikan asupan nutrisi yang cukup pada anaknya telah kita lakukan upaya gotong royong bersama untuk memberikan bantuan pemenuhan nutrisi berbahan pangan lokal, hal ini sangat membantu sekali dalam perbaikan kondisi anak balita kita.
Sunggono mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu yang telah memberikan bantuan pada program BAAS. Namun yang masih menjadi masalah adalah bahwa tidak semua anak stunting disebabkan karena kemiskinan tadi, ternyata banyak juga yang disebabkan karena faktor pola asuh yang keliru dari orang tuanya. Entah karena ketidaktahuan, ketidakpahaman atau ketidakpedulian yang menyebabkan masih ada bayi yang tidak mendapatkan ASI secara eksklusif dan mendapatkan makanan tambahan sebelum cukup usianya. Balita tidak mendapat makanan yang sesuai karena tidak dikenalkan dengan protein hewani, diberi makanan cepat saji, atau saat waktu makan anak masih main gadget. Anak tidak mendapat pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, tidak dilakukan stimulasi, dan lain-lain.
Ketiga : sejak kita ditetapkan sebagai Kabupaten yang paling bagus penurunan angka prevalensinya, telah banyak pihak yang melakukan studi pembelajaran di Kukar. Padahal kita punya masalah bahwa masih ada anggota TPPS Kecamatan, Desa ataupun Kelurahan yang tidak paham apa itu tugas TPPS. Bahkan ada yang tidak mengetahui SK TPPS-nya ada dimana.
Ketiga hal tersebut rawan untuk membuat Kukar kembali meningkat jika kondisi ini tidak sama-sama kita perbaiki dengan segera.
Kita adalah pemimpin masyarakat, pemimpin keluarga dan sekaligus pemimpin untuk diri kita sendiri. Mari kita bersama menjadi teladan untuk orang-orang terdekat kita. Jadilah contoh dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu, dengan harapan akan membawa kebaikan bagi hal-hal besar yang lainnya. Dalam mewujudkan Kutai Kartanegara dengan Generasi Masa Depan yang gemilang, Pemerintah Daerah sangat memberikan dukungan agar kegiatan Percepatan Penurunan Stunting ini terus berproses secara optimal dengan kerjasama serius antar OPD terkait, dari Kabupaten, Kecamatan hingga ke Desa/Kelurahan. Hal-hal yang menjadi kendala baik kendala administratif maupun kendala operasional agar bisa didiskusikan dan disampaikan supaya segera dapat dilakukan upaya tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Sunggono menyambut baik upaya yang dilakukan oleh OPD Dinas Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DPPKB Kukar untuk melakukan kegiatan pertemuan orientasi peningkatan kapasitas TPPS ini dengan tujuan meningkatkan pemahaman peran, tugas dan tanggung jawab TPPS dari Kecamatan hingga Desa/Kelurahan. Diakhir sambutannya Sunggono berpesan kepada semua peserta agar mengikuti kegiatan ini dengan baik.
“gunakan kesempatan ini untuk bertanya, berdiskusi dan menindaklanjuti hal-hal yang masih dirasakan menjadi permasalahan. Semoga upaya bersama ini senantiasa diberikan kemudahan, kelancaran dan membawa keberkahan bagi kita semua,”harap Sunggono. ( Prokom 03 ).