Serahkan Bibit Jahe Produk Lokal, Bupati Ajak Generasi Muda Untuk Bertani
TENGGARONG – Kunjungannya ke Desa Giri Agung Kecamatan Sebulu, Jumat (24/11/2023), Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) yang tiba dengan menggunakan motor trail langsung disambut gembira warga tani setempat yang tergabung dalam kelompok tani Damai Sentosa dan poktan lainnya.
Kehadiran bupati Edi Damansyah dan rombongan langsung menyerahkan bantuan kepada para petani berupa pupuk pupuk 40 ton, serta bibit jahe lokal asal Jongkang Loa Kulu yang akan ditanam dengan luasan 10 Ha dan lahan holtikura dengan luas 200 Ha.
“Ini adalah bibit jahe lokal yang berasal dari Desa Jongkang, Loa Kulu, silahkan kembangkan dengan baik dan jangan khawatir setelah panen mau dijual kemana, sudah ada pabrik jahe yang dapat diolah menjadi berbgai kebutuhan. Ayoo semangat menanam,” semangat bupati Edi Damansyah saat menyerahkan bibit jahe dengan memperlihatkan bentuk jage asli produk lokal tersebut.
Dikatakan Edi Damansyah, pemkab Kukar berkomitmen terhadap pembangunan pertanian dalam arti luas.
“Saya tegaskan kembali bahwa kami akan fokus dan sungguh-sungguh dalam mengawal kebijakan pembangunan pertanian di Kutai Kartanegara. Dalam Visi dan Misi, Cita KUKAR “IDAMAN (INOVATIF, DAYA SAING dan MANDIRI)”, Program Prioritas/Unggulan dan Program Dedikasi EDI-RENDI sudah sangat jelas dan tegas salah satu fokus kami adalah Pertanian dalam Arti Luas,” ujarnya.
Dijelaskan Edi, program Pembangunan Pertanian dalam Arti Luas Berbasis Kawasan dan Program Hilirisasi Produk Pertanian telah ditetapkan 5 (lima) kawasan pertanian untuk pengembangan padi sawah, yaitu kawasan pertanian Muara Kaman-Sebulu (luas + 1.520,63 HA). Kawasan Pertanian Marangkayu-Loa Kulu (Luas + 1.216,71 HA ). Kawasan Pertanian Marangkayu (luas + 1.082,16 HA). Kawasan Pertanian Marangkayu 1 (Luas+1.650,05 HA. KAawasan Pertanian Marangkayu 2 (Luas +2.166,71 HA).
“Lima kawasan pertanian di atas merupakan sawah eksisting dengan luas keseluruhan + 8.093,06 hektar,” ujarnya.
“Untuk itu, saya juga berharap bagi PPL tumbuhkan kelompokpetani muda (petani milenial)melalui optimalisasi fungsi dan peran PPL dapat mendorong pembentukan dan pembinaan Kelompok Tani Milenial di wilayah kerja masing-masing,” pinta Edi.
Ditambahkan, tentunya harus didorong melalui perubahan orientasi (mindset) anak-anak muda saat ini yang berasumsi bahwa sektor pertanian tidak menjanjikan masa depan yang lebih baik, termasuk identik dengan hal-hal yang sifatnya “kotor” dan “berlumpur”.
“Untuk menarik minat anak-anak muda agar mau terjun dan bekerja dalam bidang pertanian tentunya harus dilakukan antara lain melalui Moderinisasi Sistem Pertanian melalui Mekanisasi. Sistem pertanian tradisional/konvensional harus diubah dengan Pertanian Modern dengan penggunaan alat dan mesin pertanian mulai dari pengolahan lahan sampai dengan panen dan pasca panen sehingga pertanian lebih efektif dan efisien,” demikian harapnya. (Prokom10)