Tanggulangi Kemiskinan Lewat Program “Nyaman Bejukut”
TENGGARONG – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) turut menanggulangi kemiskinan dalam Program “Nyaman Bejukut” berfilosofi nelayan dapat mandiri melalui usaha menangkap ikan. Hal tersebut disampaikan Sekretaris DKP Kukar Fadli dalam Rakor Kolaborasi Tanggungjawab Sosial (TJSP) dipimpin Bupati Kukar Edi Damansyah baru-baru ini di Ruang Batara Bappeda, Tenggarong.
“Filosopi program Nyaman Bejukut yakni Nya (Nelayan), MAN (Mandiri) dan Kejukut (Usaha Menangkap Ikan). Jadi Nyaman Bejukut memiliki makna nelayan dapat mandiri melalui usaha menangkap ikan,” katanya.
Dijelaskan Fadli, program penanggulangan kemiskinan kelautan dan perikanan “Nyaman Bejukut” merupakan program untuk pemberdayaan nelayan dan pembudidaya ikan kategori mikin dan rentan miskin berbasis pada DTKS dan P3KE melalui fasilitasi sarana produksi perikanan secara langsung kepada individu sasaran agar dapat mandiri dan produktif kepada individu sasaran agar dapat mandiri dan produktif melalui usaha bidang perikanan.
“Pelaku usaha perikanan di Kukar baik perikanan tangkap, budidaya, maupun pengolah hasil telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam memenuhi kebutuhan pangan sumber protein hewani di Kaltim. Terdapat sejumlah 35 ribu nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah hasil perikanan di Kukar,” katanya.
Menurutnya, berdasarkan data statistik kelautan dan perikanan tahun 2021 dengan jumlah pelaku usaha perikanan dan menurut DTKS dan P3KE sejumlah 5. 400 berada pada kategori miskin.
“Keadaan ini menjadi alasan utama DKP menggagas dan melaksanakan program penanggulangan kemiskinan pelaku usaha perikanan yang populer disebut program “Nyaman Bejukut”, tercermin dalam RPJMD Kukar 2021-2026 melalui misi “Meningkatkan pembangunan sumber daya manusia yang berahlak mulia, unggul dan berbudaya” dalam program kesejahteraan sosial fasilitasi pengembangan usaha bagi masyarakat miskin minimal 1000 orang penduduk pertahun,” ujarnya.
Kreteria penerima manfaat yakni warga Kukar, pelaku usaha perikanan kategori miskin berdaarkan data DTS dan P3KE), belum pernah mendapatkan bantuan sarana produksi perikanan dalam kurun waktu 2 tahun tarakhir dan memiliki kartu Kusuka.
“Mekanisme pemberian sarana produksi kepada setiap individu kategori miskin dan rentan miskin dengan jumlah dan jenis yang sesuai dengan kebutuhan dan keahlian individu sasaran dengan terlebih dahulu mengidentifikasi jumlah dan jenis kebutuhan setiap individu sasaran dengan alokasi anggaran per individu ssaran antara Rp10 juta sampai Rp15 juta,” paparnya.
Pembiayaan tersebut dilakukan dengan sistem kolaborasi antara pemerintah daerah, pusat dan swasta (TJSP).
“Perencanaan 2022 dan Rencana 2023 dengan anggaran Rp8,5 Miliar dengan jumlah fasilitasi 500 nelayan dilokasi Samboja, Muara Kaman dan Tani Baru dan 10 pembudidaya ikan berada di kecamatan Samboja, Muara Kaman dan Marangkayu. Anggaran 2023 Rp9,3 Miliar dengan jumlah yang difasilitasi 750 nelayan dengan 10 pembudidaya ikan berada di kecamatan Kota Bangun, Muara Wis, Muara Muntai, Loa Janan, Muara Jawa, Anggana, Muara Badak dan Marangkayu,” demikian jelasnya. (Prokom10)