Bupati Optimistis Lahan Eks Tambang Bisa Produktif
TENGGARONG – Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah sangat optimistis dapat mengubah stigma negatif masyarakat tentang lahan eks tambang, menjadi pandangan positif karena lahan tersebut bisa produktif.
“Kami ingin lahan eks tambang batubara di Kukar menjadi produktif dan mengubah stigma masyarakat yang banyak mengkritik tambang merusak lingkungan,” ujarnya Bupati Edi Damansyah pada paparannya diacara Fokus Group Discussion (FGD), didampingi kepala Dinas Pertambangan dan Energi Slamet Hadiraharjo dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alfian Noor, secara virtual di Rujab Bupati, Rabu (25/8/21).
Upaya yang akan dilakukan disebut Edi yakni mengubah lahan eks tambang batubara yang ada menjadi hijau kembali. Salah satunya Bupati mendorong Kecamatan Tenggarong Seberang bekerjasama dengan Universitas Muhamadiyah Malang untuk mewujudkan pusat pendidikan vokasi khusus masalah pertanian dalam arti luas, untuk menghijaukan kembali pemanfaatan eks tambang supaya lebih produktif. Vokasi ini akan menjadi wadah pengembangan sumberdaya manusia Kukar dan juga sudah bekerjasama dengan PT Kalimantan Timur untuk membangun balai pengembangan teknologi pertanian di Tenggarong Seberang, tepatnya di Desa Bangun Rejo.
Kemudian ada juga pusat pelatihan dan tempat percontohan komoditi, yang akan dikembangkan fokusnya pada jagung hibrida. Begitu pula dengan lubang eks tambang yang belum ditutup digunakan untuk sumber pengairan dan budidaya ikan.
Edi kemudian mengucapkan terima kasih kepada Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) yang sudah melaksanakan FGD yang bertema,”Membedah Kebijakan Pembangunan yang dapat Mendorong Lahirnya Penggerak Ekonomi Berkelanjutan dari Kegiatan Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang diKabupaten Kukar”. Ia menitip harapan kepada Perhapi agar tata kelola pertambangan batubara maupun pasca tambang di Kukar bisa berjalan baik.
“Kukar sudah memulai memanfaatkan lahan eks tambang, seperti tertuang dalam visi misi Kukar Idaman 2021-2026 mewujudkan masyarakat Kukar yang sejahtera dan bahagia, fokus birokrasi, SDM, Ekonomi, infrastruktur dan lingkungan, salah satu fokus ini adalah lingkungan, bagaimana tata kelola pertambangan batubara khususnya baik sedang berjalan maupun pasca tambang,” ujarnya.
Edi juga menyoroti banyak perusahaan yang sudah selesai perizinannya ditinggal begitu saja dengan meninggalkan tanggung jawab dilapangan, reklamasi tidak dilksanakan, lubang bekas tambang tidak ditutup.
“Sekarang ada 2 perusahaan yang mempersiapkan reklamasi pasca tambang, diharapkan ini menjadi role model bahwa ada tanggungjawab pasca tambang dilakukan sebagaimana tanggungjawab yang diberikan pemerintah, ada penilaian clear and clean terhadap tanggung jawab yang diberikan,”ujarnya.
Selanjutnya kata Edi, struktur pemanfaatan kedepan menjadi konsensi idealnya ada investasi baru di eks tambang, seperti PT MHU yang eks tambangnya sudah diberikan izin mengaktifkan 3 ribu hektar untuk pengembangan peternakan sapi dan pengembangan komoditi jagung hibrida, dan ada perusahaan lainnya juga membuka pengembangan ternak sapi yang sudah moderen.
“Kita optimis bahwa lahan eks tambang kedepan pasti dimanfaatkan dengan baik, pemerintah desa berada dilokus terdepan mengelola ada peran pemerintah dan peran masyarakat didalamnya bisa berjalan dengan baik,”ucapnya.
Kemudian kata Edi ada juga ex tambang ditinggal prusahaan begitu saja, yang kini sudah menjadi tempat wisata dimanfaatkan oleh pemerintah desa setempat bersama BumDes. “Saya memberanikan diri mendorong Kadesnya tidak usah mencari perusahaan untuk minta izin penggunaan karena mereka sendiri meninggalkan tanggung jawabnya, apabila mempersoalkan penggunaan ini akan kami persoalkan juga tanggung jawab yang tidak dilakukan,” ujarnya.
Edi ingin menunjukkan bahwa bekas tambang bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Menanggapi Kukar akan jadi role model pemanfaatan eks tambang, ia sangat berterima kasih akan dibangunnya Museum Tambang yang kemungkinan ada 2 alternatif kawasan yang dipilih dari kawasan Pulau Kumala, karena disana sudah ada tempat wisatanya sehingga akan menjadi tempat wisata baru dengan adanya Museum Tambang sekaligus wisata edukasi. Lokasi pilihan kedua adalah lahan eks tambang yang masih dipilih lokasinya.
Acara FGD menghadirkan Ketua Umum Perhapi Rizal Kasli, Wakil Ketua Komisi 10 DPR RI Hetifah Sjaifudian, selaku penanggap dari jajaran kementerian terkait, para pakar, para akademisi, Irwandy Arif, Jeffrey Mulyono, Rudy Sayoga Gautama, Lana Saria dan praktisi jajaran perusahaan.(Prokom06)