Disebut Miniatur Indonesia Kondusifitas Kukar Terjaga, Edi: Saling Menjaga Persatuan dan Persaudaraan Kuncinya
INDONESIA yang merupakan salah satu negara dengan kepulauan terbanyak di dunia. Gazette Republik Indonesia mencatat ada 16.771 pulau di Indonesia pada tahun tahun 2020.
Tentunya, dengan banyaknya pulau, Indonesia juga memiliki ribuan suku yang tentu menjadikan beraneka ragam bahasa, budaya dan sebagainya.
Hal tersebut menjadikan daya tarik tersendiri dan kekayaan yang tak ternilai harganya bagi Indonesia. Meski terdiri dari perbedaan, Indonesia utuh menjadi negara kesatuan, yang menjunjung tinggi falsafah Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua.
Bahkan uniknya lagi, sejak dahulu kala suku-suku di Indonesia kerap berpindah ke daerah atau pulau lain di Indonesia atau dalam kata lain disebut transmigrasi, dengan tujuan diantaranya untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
Salah satu pulau besar yang kerap dituju yakni Kalimantan atau Borneo. Termasuk di Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur, yang menjadi tujuan saudara se tanah air.
Dari Aceh sampai Papua, suku-suku tersebut ada di Kukar.
Sehingga Kukar bisa disebut miniatur Indonesia, dan patut disyukuri persaudaraan dan kedamaian selalu terjaga dengan baik di Kukar.
Bupati Kukar Edi Damansyah mengatakan, dengan luas wilayah 23.601,91 km² jumlah penduduk 741.950 jiwa, juga berisikan masyarakarat berbagai suku di Indonesia, disyukurinya warga Kukar masih menciptakan rasa aman dan damai.
Edi juga mengakui keragaman tersebut adalah aset, maka menurutnya siapapun yang tinggal mencari nafkah untuk penghidupan di Kukar, dari mana pun asalnya maka yang bersangkutan adalah warga Kukar.
“Keberagaman di Kukar ini patut disyukuri, dan Alhamdulillaah kondusifitas terjaga dengan baik di Kukar berkat kontribusi masyarakat dan semua pihak,” ujar Edi baru-baru ini.
Demi menjaga kondusifitas yang terpilihara dengan baik tersebut, Bupati meminta semua paguyuban yang ada di Kukar agar terus saling menjaga persatuan dan persaudaraan.
Kemudian diharapkan Edi, paguyuban – paguyuban yang ada tetap berkomitmen memelihara budayanya masing-masing, tentunya dengan tetap menghargai budaya dan adat istiadat di Tanah Kutai, serta dapat merangkul semua kelompok masyarakat yang ada di Kukar.
“Sebagimana pepatah, di mana bumi di pijak, di situ langit dijunjung. Ciptakanlah kebaikan dan sinergitas antara kesukuan, agama agar tercipta keharmonisan dan kekuatan yang bisa membangun Kukar,” demikian pintanya.(prokom04)




