Hadiri Ngulur Naga dan Belimbur, Pjs Bupati Serukan Hormati Nilai Adat Budaya
Tenggarong – Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Bambang Arwanto menghadiri prosesi Ngulur Naga dan Belimbur sebagai tanda akan berakhirnya perhelatan Erau Adat Pelas Benua tahun 2024
Prosesi digelar di Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura atau Museum Mulawarman, Minggu (28/9/2024).
Dalam kesempatan tersebut Bambang Arwanto bersama Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Sultan H. Aji Muhammad Arifin dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta para Kepala OPD menyaksikan jalannya prosesi ngulur naga yang diawali turunnya replika Naga Laki dan Naga Bini menuju Sungai Mahakam untuk dibawa ke Kutai Lama Kecamatan Anggana.
Bambang Arwanto dalam sambutannya mengatakan prosesi Ngulur Naga ini bukan sekadar acara seremonial belaka, melainkan bagian penting dalam seluruh rangkaian ritual Erau Adat Kutai yang sarat makna. Prosesi mengulur Naga Laki dan Naga Bini ke Kutai Lama, dan dilanjutkan prosesi Belimbur adalah simbol keabadian adat leluhur dan keberlangsungan tradisi di Tanah Kutai.
“Mari bersama-sama sama kita mendoakan agar seluruh rangkaian prosesi adat ini berlangsung dengan khidmat dan tertib agar memberi citra yang baik di mata rakyat Kalimantan Timur dan seluruh Nusantara” ajaknya.
Disebutkannya prosesi mengulur Naga ini, bukanlah sekadar acara simbolik. Ini adalah ritual sakral yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang, sebagai sarana komunikasi antara alam nyata dan alam gaib.
Di saat tubuh naga dilarung di Kutai Lama, Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura akan melaksanakan ritual Beumban, Begorok, dan Rangga Titi , sebagai wujud persiapan spiritual sebelum pelaksanaan ritual adat Belimbur.
Lebih lanjut Ia katakan ritual adat Belimbur merupakan ritual penyucian diri yang dilakukan setelah Air Tuli (air suci dari Kutai Lama) tiba di Tenggarong bersama kepala dan ekor naga. Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura, beserta seluruh kerabat kesultanan dan masyarakat, akan memercikkan Air Tuli ke tubuh menggunakan Mayang Pinang serta memercikkannya ke empat penjuru mata angin, sebagai simbol pembersihan diri dari segala pengaruh jahat dan permohonan perlindungan dari Yang Maha Kuasa.
Pemkab Kukar juga telah menyediakan air bersih untuk memastikan bahwa ritual adat Belimbur ini dilaksanakan dengan cara yang higienis dan sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
“Tentunya, dengan penuh keyakinan dan khidmat, kita bersama-sama harus menjaga ketertiban, menghormati nilai-nilai luhur adat istiadat Kutai, agar ritual ini dapat terlaksana sesuai dengan harapan dan cita-cita kita bersama.” Imbaunya.
Sementara itu Sultan Aji Muhammad Arifin dalam sambutannya yang disampaikan Pangeran Noto Negoro Heriansyah, mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Kukar dan seluruh pihak yang terlibat dalam acara tersebut, sehingga pelaksanaan Erau Adat Pelas Benua 2024 dapat terlaksana dengan lancar dan aman.
Disebutkannya Erau sebagai festival rakyat adalah bukti kekayaan dan keberagaman yang dimiliki oleh masyarakat Kutai Kartanegara yang mempresentasikan identitas bangsa Indonesia dengan kearifan lokal sebagai kekayaan budaya. (Prokom01).