Pemkab Dukung Pengabdian Masyarakat oleh SAPPK ITB di Kukar
Tenggarong – Memanfaatkan lahan eks tambang merupakan salah satu dari program Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Dengan banyaknya lahan eks tambang yang bertebaran di wilayah Kabupaten Kukar, akan mulai mengalih fungsikan eks lahan tambang dengan berbagai pengolahan seperti tempat wisata, program pertanian dalam arti luas.
“Sebagai daerah yang ditinggalkan oleh penambang pasti mendapatkan resiko, Pemkab Kukar harus mempunyai cara untuk menutupnya dan membuat lahan tersebut hijau kembali. Bupati ingin agar reklamasi berjalan sesuai, harus berawal dari penelitian dan demo system terlebih dahulu sehingga pengembangan suatu wilayah cocoknya dikembangkan seperti apa dan Pemkab Kukar sangat mendukung sekali apa yang telah dilakukan oleh Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam melakukan pengabdian masyarakatnya melakukan penelitiannya dilahan eks tambang untuk diolah menjadi perekonomian berkelanjutan dalam mendukung IKN”, ungkap Asisten III Setkab Kukar Totok Heru Subroto di acara pertemuan dengan Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan (SAPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Pemkab Kukar dan Unikarta membahas penanganan lahan bekas tambang, di Ruang Rapat Rektor Unikarta, Selasa (1/8/23).
Lebih lanjut dikatakannya dipilihnya 2 tempat di Kukar sebagai tempat penelitian SPPK ITB adalah Desa Margahayu Jonggon A dan Desa Jonggon Jaya Jonggon B Kecamatan Loa Kulu. Dimana salah satunya ada Mini ranch Jayatama merupakan peternakan sapi mini sekaligus perkebunan berkonsep sustainable farming yang memberdayakan masyarakat lokal dengan memanfaatkan area tanah bekas pertambangan Jayatama dengan dukungan pemerintah Provinsi dan Kabupaten.
Di sana, warga bisa menikmati wisata edukasi dengan mengamati ratusan sapi di peternakan dengan hamparan padang rumput nan hijau.
Ranch milik PT Bramasta Sakti yang dibangun atas dukungan dari Yayasan Life After Mine dan PT Multi Harapan Utama (MHU) itu mengelola 1.450 ekor sapi melalui program kemitraan dengan masyarakat dengan program utama seperti perbaikan genetik, menekan jumlah kematian pedet, penggemukan sapi, penyediaan rumput pakan dan pendidikan dan penyuluhan.
Ke Depan Totok berharap dengan adanya reklamasi eks tambang masyarakat harus bisa ikut andil dalam pengelolaan lahannya. Sehingga kemanfaatan lahan eks tambang tersebut benar – benar bisa dirasakan oleh masyarakat jangan sampai mereka hanya menjadi penonton ditempat sendiri, karena perusahaan yang dulu masih menguasai lahan tersebut.
Sementara Rektor Unikarta Ince Raden menyambut baik dan suatu kehormatan bisa melakukan kerjasama dengan SAPPK ITB dengan harapan bisa saling bersinergi, “Ide – ide yang didapat dari penelitian ini bisa menjadi bahan – bahan selanjutnya dalam pembangunan diKukar,”ujarnya.
Ia menyarankan walaupun program pengelolaan lahan eks tambang dari pusat, namun berhubung lahannya berada di Kukar alangkah baiknya langsung pembahasannya dilakukan di Kukar juga.”Kalau dibahas diKukar pasti banyak yang hadir karena sasaran yang akan dicapai adalah tempat itu sendiri sehingga lebih mengena langsung kesasaran. Pola kemitraan seperti apa yang dibangun sehingga bisa menguntungkan berbagai pihak termasuk masyarakat jangan sampai tersingkirkan ketika perusahaan lama masih ingin mengelola lahan tersebut,”harapnya.
Turut hadir dalam pertemuan KK Perencanaan Arsitektur SAPPK ITB Budi Faisal beserta tim, Wakil Rektor I Sudirman, Kabag SDA Setkab Kukar Muhammad Reza dan Kabid Bagian Kerjasama Setkab Kukar Mirza.(prokom06)