Wow, Taman Anggrek WPS Lahirkan Ratusan Anggrek Hibrida
Tampak berbagai jenis anggrek seang berbunga termasuk Anggrek Hitam, yang dikembangkan secara tabur biji maupun kultur jaringan (doc. Taman Anggrek WPS)
TENGGARONG – Katakan dengan bunga, karena bunga bisa menyampaikan sejuta makna. Itulah sebuah ungkapan seseorang sebagai wakil untuk mengungkapkan perasaan yang tak mampu disampaikan lewat kata-kata.
Berbicara soal bunga, Indonesia yang beriklim tropis memiliki kekayaan flora yang luar biasa, sehingga berjenis-jenis tumbuhan dengan bunga yang indah dapat ditemui di untaian zamrud khatuslistiwa ini.
Salah satunya adalah Anggrek (Orchidaceae). Di Kalimantan Timur terdapat anggrek yang tersohor namanya, yakni Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang tumbuh di Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Sumatera.
Tak usah jauh-jauh masuk ke hutan, Anggrek Hitam ini juga bisa dilihat di Taman Anggrek Waduk Panji Sukarame (WPS) Tenggarong, Kutai Kartanegara.
Taman Anggrek WPS berhasil mengembangbiakkan spesies Anggrek Hitam tersebut. Yang kini telah di pajang di green house WPS yang merupakan tempat wisata yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Kukar.
“Ya kami berhasil mengembangbiakkan Anggrek Hitam ini melalui biji, sehingga sudah ada indukan-indukan yang siap untuk pengmbangbiakan selanjutnya,” ujar Sukacong salah satu staf di Taman Anggrek WPS, mewakili koordinatornya Hery Saputra, saat dihubungi, Selasa (16/2).
Tak hanya melalui biji yang disemai dalam botol, pengembang biakan anggrek di WPS juga sudah ada melalui metode kultur jaringan. Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dalam kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.
Dengan perbanyakan anggrek dalam berbagai metode itu, maka banyak juga jenis anggrek lainnya yang terdapat di WPS yang merupakan tempat wisata yang dikelola Dinas Pariwisata Kukar ini, diantaranya yakni dari jenis Dendrobium, Vanda, dan sedikit dari jenis Phalaenopsis (anggrek bulan).
Bahkan, Taman Anggrek WPS juga sukses menyilangkan beberapa jenis anggrek hingga menjadi anggrek hibrida. Sehingga banyak aneka warna bunga yang muncul, ada yang dominan putih bercampur ungu, merah muda, merah, kuning, hitam dan lainnya sehingga jika dilihat mampu menyejukkan mata.
“Sekarang jenis Dendrobium banyak yang berbunga, sayang masih pandemi sehingga tempat wisata pemerintah ditutup, jadi kami hanya sebarkan foto bunganya melalui media sosial biar orang di luar sana juga bisa melihat,” ujarnya.
Sukacong mengatakan, suksesnya pengembangbiakan Anggrek di WPS merupakan dukungan dari Pemkab Kukar melalui Dinas Pariwisata, yang telah memeberikan kesempatan untuk mengikuti berbagai pelatihan, salah satunya di Sawangan, Depok.
Ditambahkannya, anggrek di WPS untuk saat ini hanya untuk di pajang sebagai daya tarik wisata, dan tentunya untuk edukasi.
Karena sukses mengembangbiakkan anggrek dengan berbagai metode, tak jarang WPS mendapat kunjungan dari mahasiswa, diantaranya dari Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, bahkan dari Universitas Gajah Mada Yogjakarta juga pernah menimba ilmu di WPS.
Saat ini pihaknya terus melakukan perbanyakan anggrek baik metode tabur biji maupun kultur jaringan. Sehingga sudah ratusan jenis anggrek hibrida yang dihasilkan WPS.
“Ini kami sedang mencoba kultur jaringan dengan pucuk, dari jenis Anggrek Hitam juga ada, semoga berhasil,” harapnya.
Saat ditanya apakah susah merawat anggrek, Sukacong mengatakan bagi yang sudah faham tidak begitu sulit. Yaitu hanya peka terhadap kondisi terutama kelembaban yang diinginkan Anggrek.
“Kalau kira-kira kurang lembab kita siram, dan pemupukan juga kita lakukan, serta jika terserang jamur kita beri fungisida,” ujarnya.
Sukoco kemudian berharap pandemi cepat berlalu, dan WPS kembali dikunjungi, sehingga tak hanya mereka yang bisa melihat keindahan warna-warni bunga Anggrek di WPS seperti saat ini. (prokom04/hr)