Pemkab Kukar Gencar Intervensi Stunting
TENGGARONG – Permasalahan gizi pada balita di Indonesia masih belum dapat diatasi secara optimal. Data survey status gizi Indonesia SSGI Tahun 2022 menunjukan bahwa prevalensi balita wasting ( kurus ) masih 7,75 % dan prevalensi balita stunting sebesar 21,6 %, masih jauh dari target yang ditetapkan. Secara khusus di Kutai Kartanegara data prevalensi stunting Tahun 2023 menunjukan penurunan yang sangat signifikan dibanding tahun sebelumnya yaitu 27 % tahun 2022 menjadi 17,6 % di Tahun 2023. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Arianto yang juga selaku Tim Penanggulangan Penurunan Stunting (TPPS Kabupaten Kutai Kartanegara saat menyampaikan sambutan pada acara kunjungan kerja Pj Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Timur Yulia Zubir Akmal ke Posyandu Tunas Mekar 1 Desa Rapak Lambur Kecamatan Tenggarong, Senin ( 23/9 ).
Arianto juga mengatakan, masalah gizi disebabkan oleh faktor kekurangan asupan makanan bergizi dan atau seringnya terinfeksi penyakit menjadi salah satu penyebab langsung terjadinya masalah gizi. Pola asuh yang kurang tepat, kurangnya pengetahuan, sulitnya akses pelayanan kesehatan, kondisi social ekonomi juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap akses makanan bergizi dan layanan kesehatan, pemberian makanan bergizi, dan layanan kesehatan pemberian makanan tambahan PMT berbahan pangan local merupakan salah satu strategi penanganan masalah gizi pada balita dan upaya pencegahan stunting.
Pada Bulan Juni 2024 lalu telah dimulai program pengukuran dan intervensi serentak penanganan stunting di Kabupaten Kukar. Berdasarkan data kegiatan pengukuran serentak tersebut ditemukan dan dilakukan pengukuran serta dientry data sebanyak 47.886 ( 99,21 % ) sasaran balita di seluruh Kukar.
Cakupan pengukuran serentak ini dinilai sangat berhasil hingga mencapai 99% yang merupakan angka cakupan yang belum pernah dicapai sebesar itu. Upaya intervensi tentu tidak berhenti sampai menemukan dan mengukur saja. Berbagai program intervensi juga sudah dirancang baik program yang bersifat sensitive maupun spesifik yang salah satunya adalah pemberian makanan tambahan berbahan lokal.
Sebagaimana program kesehatan yang lain, program PMT berbahan lokal tentu saja memerlukan dukungan dan bantuan dari seluruh pemangku kepentingan. Seluruh pihak terkait agar saling berbagi peran sesuai dengan tugas pokok masing masing dalam upaya penanganan permasalahan gizi dan penurunan stunting di Kukar.
Tim TPPS Kabupaten bersama perangkat daerah terkait dan stakeholder termasuk PKK bersama sama menjalankan kegiatan PMT dengan berbagi peran masing masing.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Kukar terhadap masyarakatnya. Pemkab Kukar giat melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala memastikan seluruh kecamatan di Kabupaten Kukar menjalankan program ini sesuai ketentuan yang ada serta melibatkan dokter spesialis anak untuk melakukan pemeriksaan pada balita yang memiliki permasalahan gizi tersebut. ( Prokom 03 ).