Belimbur Beras Salah Satu Prosesi Bepelas ke VI
Tenggarong – Sebelum Erau Adat Pelas Benua berakhir ada prosesi menyisik naga, seluang mudik dan belimbur beras atau betebak beras merupakan ritual saling melempar beras di antara para hadirin yang hadir pada malam terakhir bepelas.
Ritual ini melambangkan rasa syukur atas anugerah kemakmuran pangan yang diberikan Sang Pencipta kepada Kesultanan Kutai Kartanegara. Selain sebagai wujud rasa syukur, melalui ritual ini, diharapkan hasil panen masyarakat akan semakin meningkat di masa yang akan datang.
Prosesi Bepelas malam ke VI yang diwarnai dengan seluang mudik selanjutnya diakhiri dengan saling belimbur beras berlangsung penuh kegembiraan dimana malam Seluang Mudik sangat digemari oleh kerabat keraton dan undangan yang hadir , ratusan yang ikut hadir untuk mengikuti prosesinya, berlangsung diKeraton (Museum Mulawarman), Sabtu (30/9/23).
<img src="https://kukarpaper.com/wp-content/uploads/2023/10/IMG_3286.jpg” alt=”” width=”800″ height=”533″ class=”alignnone size-full wp-image-46890″ />
Berbeda dari malam – malam sebelumnya, Bepelas malam ke-enam selalu dinanti para kerabat kesultanan, karena kemeriahan serta keceriaan nampak terlihat pada rangkaian bepelas malam tersebut. Pada acara Bepelas seperti biasanya diiringi suara ledakan meriam, pada Bepelas malam keenam tersebut suara ledakan terdengar sebanyak 6 kali. Ledakan tersebut terjadi setiap kali Sultan H Adji Muhammad Arifin menginjakkan kaki kanannya diatas gong Raden Galuh yang menjadi rangkaian prosesi adat Bepelas.
Turut hadir dalam prosesi bepelas malam ke enam dihadiri oleh Asisten II Wiyono, Ketua DPRD Kabupaten Kukar Abdul Rasid, Kepala Kejaksaan Kukar Tommy Kristanto, Ketua Pengadilan Negeri Tenggarong Abdullah Mahrus, Kepala Disdikbud Kukar Thauhid Afrilian Noor, Sultan Palembang Darussalam Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, perwakilan Raja Gowa Andi M Isradi Zainal Karaeng Sommeng dan Andi Suraya Mappangile. (Prokom06)