Untuk Jadi Lumbung Pangan Kaltim, Pemkab Kukar Konsen Kembangkan Pertanian
Tenggarong – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sangat konsen terhadap pengembangan pembangunan pertanian dalam arti luas.
Hal ini ditunjukkan dengan dibentuknya titik – titik kawasan sebagai sentra pertanian terpadu.
Selain itu berbagai bantuan sarana prasarana pertanian diberikan kepada kelompok tani di seluruh wilayah Kukar, juga pembangunan jalan usaha tani.
Dan Bupati Kukar Edi Damansyah sangat mendukung dan menaruh perhatian lebih terhadap pengembangan pembangunan pertanian tersebut, hampir seluruh wilayah Kukar Ia kunjungi untuk menyerahkan bantuan secara langsung maupun melakukan panen raya.
Salah satunya di Kecamatan Marangkayu, tepatnya di Desa Semangko dilahan persawahan milik kelompok tani Subur Jaya I, Bupati Edi Damansyah bersama Ketua Sementara DPRD Kukar Farida, kepala Dinas Pertanian dan Peternakan M. Taufik, Camat Marang Kayu R. Ambo Dalle dan unsur Forkopimcam panen raya, Jumat (20/9/2024).
Selain panen raya, Bupati juga menyerahkan bantuan kepada anggota kelompok tani berupa Pupuk, benih, alat semprot dan sarana pertanian lainnya.
Bupati Edi Damansyah menyebutkan sebanyak 42 persen kebutuhan beras Kaltim di suplai Kukar, dan Kecamatan Marang Kayu termasuk penyuplai terbesar.
“Kawasan Kecamatan Marang Kayu ini salah satu andalan Kutai Kartanegara yang terkenal dengan pertanian padi sawah dan pertanian hortikultura, untuk itu kami sampaikan terimakasih kepada sahabat petani yang telah menjalani profesinya dengan tekun” ucap Edi Damansyah.
Edi memastikan pembangunan pertanian menjadi salah satu fokus dari program Kukar Idaman, karena Ia bercita – cita Kukar menjadi lumbung padi di Kaltim.
“Cita – cita itu bisa kita wujudkan, karena saat ini 42 persen kebutuhan beras Kaltim dipenuhi Kutai Kartanegara” Ujarnya.
Bupati Edi berharap dengan mewujudkan Kukar sebagai lumbung pangan, maka kebutuhan pangan warga Kaltim termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN) kelak dapat dipenuhi dari produksi lokal.
“Dalam artian kebutuhan pangan kita tercukupi dari hasil produksi petani – petani kita sendiri, dan tidak lagi mendatangkan beras dari luar Kaltim” pungkasnya. (Prokom01).