Cegah Stunting, dr. Yuli Sebut Dampak Negatif IQ Anak Akan Lebih Rendah
TENGGARONG – dr.Martina Yulianti Sp. PD.FINASIM., MARS menyebutkan pentingnya mengetahui dampak negatif terkait stunting, salah satunya Intelligence Qu0tient (IQ) anak lebih rendah sampai 11 poin. Hal tersebut disampaikan Yuli saat Rakor Penanganan Stunting dipimpin Bupati Kukar Edi Damansyah bersama Wakilnya H. Rendi Solihin, Sekda Kukar Dr. Sunggono serta dihadiri langsung kepala perangkat daerah (OPD) dan via Zoom Meeting para camat, kades dan lurah se-Kukar, Rabu (3/5/2023) di Ruang Serbaguna Kantor Bupati, Tenggarong.

dr.Martina Yulianti saat menjabarkan penanganan Stunting. Foto Credit: Irwan Wadi
“Jadi dampak negatif terkait stunting yakni malnutrisi usia dini akan menyebabkan stunting dan beberapa kondisi terkait seperti IQ lebih rendah sampai 11 poin. Moralitas bayi 4x lipat. Penghasilan dimasa dewasa 22 persen lebih rendah. Penurunan Gross Domestic Product (GDP) indikator penting mengetahui kondisi ekonomi suatu negara sekitar 16 persen hingga peningkatan penyakit degeneratif yakni kondisi kesehatan yang menyebabkan jaringan atau organ memburuk dari waktu ke waktu,” katanya.
BACA JUGA:
Bupati Kukar Ajak Stakholder Ambil Peran Cegah dan Atasi Stunting
Tangani Stunting, Bupati Minta Bapak Asuh Harus Ikhlas Membantu
Sehingga jika tidak segera diatasi akan berdampak terhadap kecenderungan arah pertumbuhan yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
“Tumbuh normal atau normally growing children akan mengikuti tren yang berjalan sejajar dengan median dan garis z-score, anak yang tumbuh normal akan selalu berada pada arau diantara -2 dan 2z-score,” ujarnya.
Perlu diwaspadai beberapa situasi yang menunjukkan adanya masalah atau berisiko terjadi masalah tergantung dimana perubahan tersebut mulai terjadi dan arah garis pertumbuhannya.
“Untuk itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui pentingnya penanganana dan pencegahan stunting dengan terus melakukan pemantauan tumbuh kembang (pengukuran dan penimbangan balita dilakukan di posyandu). Kader akan melakukan penimbangan BB dan TB, hingga dilakukan pencegahan dengan pemberian asupan gizi yang cukup,” demikian jelas dr. Yuli. (Prokom10)