Peringatan Harganas Momentum Bersama Percepatan Penurunan Stunting
TENGGARONG – Penyelenggaraan Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Tahun 2023 menjadi momentum yang tepat dalam penguatan komitmen bersama bagi seluruh lapisan masyarakat dalam upaya penguatan peran keluarga dalam percepatan penurunan stunting.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang dan stimulasi lingkungan yang kurang mendukung, ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standard, masih menjadi persoalan bagi Indonesia saat ini.
Demikian dikatakan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin Dalam amanat tertulisnya yang di bacakan Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, Sunggono pada apel peringatan Hari Keluarga Nasional ke 30 Tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara yang berlangsung di Halaman Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kukar di Jalan Jendral Sudirman kelurahan Melayu Tenggarong, Rabu ( 26/7 ).
Menurut statistik PBB, pada tahun 2020, 22% balita di seluruh dunia mengalami stunting. Jumlahnya diperkirakan lebih dari 149 juta balita . Dari jumlah tersebut, sekitar 6,3 juta balita stunting pada 2020 adalah balita Indonesia.
Konsekuensi dari stunting bukan semata persoalan tinggi badan, namun yang lebih buruk adalah dampaknya terhadap kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah dalam persaingan. Mengutip kalimat UNICEF: Anak stunting memiliki badan dan otak yang stunting. Anak stunting memiliki kehidupan yang stunting pula. Dampak penuh dari stunting di masa kecil mungkin baru termanifestasi dalam waktu bertahun-tahun ke depan, dan sudah terlambat untuk diatasi.
Oleh sebab itu, mesti serius melakukan upaya menurunkan angka stunting, stunting dapat terjadi akibat anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan, dan sanitasi yang buruk. Keluarga menjadi aktor kunci dalam mengatasi sebab-sebab stunting tersebut. Ditambahkannya keluarga mesti memiliki kesadaran untuk memprioritaskan pemenuhan asupan gizi dan pengasuhan anak secara layak, termasuk menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan.
Terkait makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Indonesia sangat kaya akan potensi pangan lokal. Kekayaan ini perlu dioptimalkan pemanfaatannya mulai dari tingkat keluarga. Bagi keluarga yang memiliki anak remaja, agar dipastikan remaja mempunyai perilaku hidup dan pergaulan yang sehat. Patut menjadi keprihatian bersama, masih relatif tingginya angka pernikahan anak. Pernikahan anak mesti dihindari karena lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya, termasuk berisiko lebih tinggi menghasilkan anak stunting.
Untuk itu, Wakil Presiden juga meminta keluarga untuk memanfaatkan layanan di posyandu dan puskesmas untuk memantau kesehatan ibu hamil, serta pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, diharap keluarga Indonesia terus memperkaya pengetahuan tentang pemenuhan gizi dan pengasuhan anak agar optimal. Para petugas kesehatan diminta untuk menyediakan informasi yang mudah dipahami dan lengkap terkait hal tersebut, baik secara langsung maupun melalui portal-portal digital.
Prevalensi stunting di Indonesia saat ini adalah 21,6%, sementara target kita adalah 14% pada 2024. Masyarakat yang rapuh, baik ditandai oleh tingginya prevalensi stunting, maupun karakteristik kerapuhan lainnya seperti sikap saling curiga, sulit bekerjasama, kurang memperjuangkan kejujuran, dan melapuknya nilai-nilai integritas, merupakan cermin dari keroposnya bangunan pada tingkat keluarga.
Melalui peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 ini, Wakil Presiden mengajak kepada seluruh keluarga Indonesia untuk terus memperkokoh peranan keluarga dalam mencetak generasi penerus yang bebas stunting, fisiknya, mentalnya maupun kehidupannya. Kelak mereka menjadi generasi yang mampu mengguncang dunia, seperti yang diucapkan oleh Presiden Soekarno. Adapun Tema Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional tahun 2023 ini adalah Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju dengan hastag #KeluargaKerenCegahStunting,”
Puncak peringatan Hari Keluarga Nasional di Kutai Kartanegara ditandai juga dengan pemberian piagam penghargaan diantaranya kepada Rohman Alhudzaifi dan Auliya Dwi Saputra sebagai Duta Genre terbaik Kabupaten Kukar. Kelompok UPPKA Bahagia Sejahtera sebagai UPPKA Terbaik di Kampung KB Tingkat Kabupaten Kukar, Tim percepatan penurunan stunting TPPS Kecamatan Loa Kulu dan TPPS Sebulu terpilih sebagai Tim percepatan penurunan stunting dengan dengan Input pendamping sasaran tertinggi priode Januari – Juni 2023.
Pemberian piagam penghargaan kepada anggota tim pendamping keluarga TPK dengan input pendampingan tertinggi priode Januari – juni 2023 yang diraih Ani Fikhah Finardi Wulandari TPK Desa Sumber Sari Kecamatan Loa Kulu, Natalia Fronika TPK Desa Lebak Cilong Kecamatan Muara Wis, Juriah TPK Desa Sari Jaya Kecamatan Sanga Sanga.
Kemudian diserahkan juga penghargaan kepada pelaporan New Siga Terbaik kepada 3 bidan pelaksana pelayan KB di fasilitas kesehatan pemerintah, fasilitas pelayanan kesehatan swasta terbaik, Puskesmas Pembantu Terbaik, Bidan praktek mandiri, Puskesmas Pembantu Terbaik, Rumah Sakit terbaik sistem pencatatan dan pelaporan bangga kencana yang diraih RSU AM Parikesit Tenggarong serta penyerahan makanan tambahan kepada keluarga pra sejahtera. ( Prokom 03 ).