Peringati Hari Ibu, DWP Kukar Gelar Seminar dan Lomba Kebaya Bagi Anggotanya
Tenggarong – Staf Ahli Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Bidang Pemerintahan dan Kesra Didi Ramyadi membuka Seminar dan Lomba Busana Kebaya Bagi Anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kukar dalam rangka Hari Ibu, Selasa (19/12/23) di ruang serbaguna Kantor Bupati setempat. Acara ditandai dengan pemotongan nasi tumpeng oleh Didi Ramyadi.
Hadir pada acara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kukar Bambang Arwanto, Ketua DWP Kukar dan DWP UP OPD, TP PKK beserta jajaran, para
Narasumber Seminar Busana Kebaya Nasional Prof Esti Handayani dan Yeni, serta sejumlah undangan lainnya.
Membacakan sambutan Bupati Edi Damansyah, Didi mengatakan acara ini tentunya sangat bermanfaat bagi Anggota DWP untuk mengenal lebih jauh busana kebaya sebagai identitas busana bangsa Indonesia. Kebaya sebagai identitas nasional perekat bangsa yang bersifat lintas etnis dan telah berkembang menjadi aset budaya yang sangat berharga. Hari Kebaya Nasional telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Keppres Nomor 19 Tahun 2023, yang diperingati setiap tanggal 24 Juli, namun bukan merupakan hari libur.
Beberapa pertimbangan Pemerintah menetapkan Hari Kebaya Nasional, antara lain, Kebaya telah berkembang menjadi busana yang digunakan secara nasional dalam berbagai kegiatan baik yang berskala nasional maupun internasional. Pada Kongres Wanita Indonesia ke-10 yang dihadiri oleh Presiden Soekarno dinyatakan bahwa Revolusi Indonesia tidak dapat berjalan tanpa keterlibatan perempuan dimana seluruh perempuan yang hadir pada Kongres tersebut memakai kain kebaya; serta untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebaya.
Dengan telah ditetapkannya Keppres Nomor 19 Tahun 2023 ini diharapkan Hari Kebaya Nasional mampu mendorong upaya pemerintah dalam menjaga dan melestarikan kebaya sebagai aset budaya.
Dalam seminar dan lomba tentang busana kebaya bagi anggota DWP Kukar, juga dibahas beberapa topik tentang etika kepribadian dan penampilan berbusana kebaya, pembuatan busana kebaya, maupun pentingnya menjaga tradisi dan kearifan lokal dalam busana kebaya perlu diangkat dan dihadirkan. Hal ini berkaitan erat dengan menjaga dan melestarikan identitas busana kebaya sebagai busana nasional kaum wanita Indonesia.
Selanjutnya, dalam seminar dan lomba busana kebaya ini tujuan akhir yang ingin dicapai adalah memperkenalkan dan melestarikan kebaya sebagai busana nasional wanita Indonesia sembari meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan melalui busana kebaya.
Lebih lanjut disampaikannya, Pemkab Kukar sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh DWP Kabupaten Kukar ini. Merupakan sarana edukasi yang baik dalam mengubah pandangan masyarakat bahwa kebaya pun dapat digunakan sebagai identitas wanita Indonesia, dimana busana kebaya ini digunakan dalam acara-acara formal dan informal.
“Seminar dan lomba busana kebaya ini menjadi ajang untuk menghargai dan mempromosikan kebaya sebagai busana nasional wanita Indonesia, serta meningkatkan partisipasi dan pemahaman masyarakat, khususnya bagi kaum perempuan tentang penggunaan kebaya di berbagai acara,” demikian ujarnya.
Sementara, Ketua DWP Kukar Yulaikah Sunggono mengatakan, Ibu hadir dengan kekuatan cinta dan kasih sayang untuk anaknya, setiap anak merindukan sosok ibu yang selalu memberikan kasih sayangnya.
“Posisi kita sebagai anak dan ibu, maka peran kita sangat dibutuhkan untuk anak kita dan ibu. Maknai hari ibu untuk merefleksikan diri kita untuk berbakti pada orang tua, dan sebagai ibu kita tunjukkan teladan yang baik, karena ibu adalah sekolah pertama bagi anak, maka berikan akhlak yang baik, didik untuk menjadi insan yang beriman dan taqwa,” demikian ujarnya. (Prokom04)